Karena Homoseksual Kaum Sodom Diazab
Di tengah gempuran gagasan sekuler-liberal, yang menghalalkan segala macam bentuk kecenderungan (orientasi) seksual manusia, sangat penting bagi umat Islam untuk selalu ingat dan mengambil pelajaran dari kisah teladan Nabi Luth as.
Allah SWT mengabadikan kisah dijatuhkannya azab kepada kaum Sodom, termasuk istri Nabi Luth sendiri, dalam Surat Al-A’raf ayat 80-84.
“Dan (Kami juga Telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?” Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu Ini adalah kaum yang melampaui batas.
Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan: “Usirlah mereka (Luth dan pengikut-pengikutnya) dari kotamu ini; Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura menyucikan diri.” Kemudian kami selamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali isterinya; dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan). Dan kami turunkan kepada mereka hujan (batu); Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu.” (QS. Al A’raf 80-84).
Dalam Tafsir Jalalain diterangkan bahwa perbuatan faahisyah dalam ayat di atas adalah menyetubuhi dubur lelaki.
Baca juga: Hukum melihat aurat sesama pria menurut Islam
Allah SWT menegaskan hal itu dalam ayat 81: “Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu Ini adalah kaum yang melampaui batas”, melampaui batas yang halal dengan mengerjakan yang haram. Yakni, mereka meninggalkan hubungan kelamin pria dan wanita yang halal, malah mengerjakan hubungan kelamin yang haram, yakni homo pria dengan pria dan juga lesbi wanita dengan wanita.
Itulah peringatan Nabi Luth a.s. kepada kaumnya agar tidak tertimpa azab Allah. Namun kaumnya sombong dan keji. Mereka malah berkata: “Usirlah Luth dan para pengikutmnya dari negeri kalian, sebab mereka adalah orang-orang yang pura-pura menyucikan diri.” Mereka menuduh Nabi Luth a.s. dan para pengikutnya sok suci. Maka Allah SWT membinasakan mereka dengan menurunkan hujan batu dari api neraka.
Syekh Ali As Shaabuniy dalam Shafwatut Tafaasiir mengatakan, Allah SWT mengisahkan Nabi Luth a.s. mencela dan menentang perbuatan kaum Sodom. Beliau berkata: kenapa kalian melakukan perbuatan keji yang belum pernah dilakukan oleh manusia manapun sepanjang zaman? Perbuatan keji mereka itu berupa perbuatan homo skesual, yakni lelaki menyetubuhi lelaki melalui duburnya. Na’udzubillahi mindzalik!
Cara pengungkapan Allah SWT melalui lisan Nabi Luth terhadap perbuatan kaumnya menunjukkan betapa jeleknya perbuatan itu.
Pertama, Nabi Luth menentang perbuatan kaumnya. Kedua, Nabi Luth mencela perbuatan kotor kaumnya sebagai perbuatan keji yang pertama kali dilakukan di dunia.
Abu Hayyan mengatakan, betapa kotornya perbuatan umat Nabi Luth itu sampai-sampai disebut dengan menggunakan imbuhan “alif dan lam” ma’rifat, berbeda dengan penyebutkan kotor pada zina yang disebut tanpa alif lam “faahisyah” secara nakiroh (lihat QS. an Nisa 22).
Ungkapan betapa kejinya perbuatan homoseks itu ditegaskan pada kalimat: “Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita” yang merupakan kecaman karena tidak menyetubuhi wanita yang dihalalkan oleh Allah.