Kesabaran Ibrahim al-Harbi
Ibrahim al-Harbi, nama lengkapnya Ibrahim bin Ishaq al-Harbi adalah seorang ulama yang lahir pada 198 H di Baghdad. Beliau dikenal dan namanya masih harum hingga sekarang karena ilmu-ilmu yang disumbangkan untuk kegemilangan Islam.
Ilmu yang kuasainya yaitu Kezuhudan, Fiqih, Hadits, Sastra dan Bahasa. Beliau seorang murid dari Imam Ahmad bin Hanbal, salah satu ulama terbesar dalam mazhab Hanbali.
Kisah hidupnya banyak dikenal karena kesabarannya dalam menghadapi cobaan dan kemiskinan, serta ketekunannya dalam menuntut ilmu dan menyebarkannya. Beliau telah menghabiskan waktunya selama 30 tahun untuk menuntut ilmu dengan hanya memakan satu potong roti setiap harinya.
Hal itu terjadi jika istri atau anak perempuannya membawakannya. Jika tidak maka beliau dalam kondisi lapar juga haus seharian tapi tetap mencari ilmu.
Memang, hidupnya bisa dibilang cukup sederhana dan begitu jauh dengan gemerlap kemewahan. Namun, Allah SWT begitu menyayanginya sampai pada suatu waktu anak perempuannya sedang sakit. Istri beliau sibuk mengurusinya dan beliau pun tidak punya apa-apa untuk mereka makan.
Sampai suatu ketika, pada malam hari Ibrahim menulis kitab di kamar kecil dan terdengar orang yang mengetuk pintu. Ibrahim bertanya siapakah dan tamu itu menjawab ‘seorang tetangga’. Kemudian tetangga itu memintanya untuk mematikan lampu dan Ibrahim meredupkan lampu. Kemudian tetangga dengan perawakan lelaki itu pun masuk dan berkata “Kami memasak makanan yang cukup enak untuk anak-anak kami, maka kami ingin kamu dan anak-anakmu mendapat bagian darinya.”
Lelaki itu pun menunjuk kantong satunya dan berkata “Gunakan ini untuk keperluanmu.” Dengan gerak cepat lelaki itu pun keluar dan menghilang tanpa Ibrahim tahu siapa dia. Dan ketika lampu dinyalakan, Ibrahim kaget dan memanggil istrinya dan mengatakan baru saja ada tetangga yang memberikan makanan lezat dan uang dengan sejumlah 1000 dirham. Ibrahim dan istrinya pun sangat bersyukur kepada Allah atas karunia yang diberikan.
Dari kisah ulama ini, kita dapat mengambil pelajaran yang begitu berharga. Yakni, Allah tidak akan menyia-nyiakan hamba yang selalu bersyukur. Memang, kisah ini terbilang begitu sederhana, ternyata dapat membuat Sang Khaliq pun begitu menyayangi Ibrahim Alharbi lewat perantara tetangga, Allah berikan rezeki yang tidak disangka-sangka ketika beliau memang sangat membutuhkannya.
Memang, kesabaran Ibrahim al-Harbi juga tercermin dalam ketekunannya menuntut ilmu. Meskipun banyak tantangan yang dihadapinya, beliau tidak pernah berhenti untuk belajar dan mengajar. Salah satu contoh kesabarannya dalam menuntut ilmu adalah ketika dia tetap menghadiri majelis ilmu meskipun kondisi fisiknya lemah dan usianya sudah lanjut. Hal ini menunjukkan betapa besar semangatnya untuk terus mencari pengetahuan dan mengajarkannya kepada generasi berikutnya.
Memang, kisah Ibrahim al-Harbi mengajarkan kita tentang pentingnya kesabaran, ketekunan, dan kepercayaan kepada Allah dalam menjalani kehidupan, terutama dalam menghadapi kesulitan. Kesabarannya menjadi teladan bagi banyak generasi setelahnya, dan namanya tetap dikenang sebagai salah satu ulama besar dalam sejarah Islam.
Semoga jannahnya kelak yang akan menjadi pelabuhan terakhir beliau beristirahat dari penatnya menuntut ilmu.[]
Sofia, Santriwati Kuttab Khulafaurrasyidin.