OASE

Kesalahan Berpikir dalam Ruang Mantiq

Permisalan lain, seperti terdapat pada kesalahan asumsi sebab-akibat yang salah (post hoc fallacy). Yaitu, ketika ada seseorang yang menganggap bahwa setiap kali ia mengenakan baju putih–misalnya, tim favoritnya selalu menang dalam pertandingan. Oleh karenanya, ia menyimpulkan bahwa baju putih yang ia kenakan membawa keberuntungan bagi timnya itu. Padahal, hanya karena ada korelasi antara dua peristiwa (mengenakan baju putih dan kemenangan tim), tidak berarti baju tersebut menjadi sebab dari kemenangan tim.

Cacat penalaran lain yang juga sering terjadi, yakni ketika keliru dalam menarik kesimpulan dari satu premis, lalu menjadikan kesimpulan tersebut sebagai premis, sedangkan premis semula dijadikan kesimpulan pada argument berikutnya. Contoh:

 Kemiskinan di negeri A lantaran rendahnya tingkat pendidikan rakyat.
 Mengapa tingkat pendidikan rakyat di negeri A rendah?
 Karena rayat di negeri A dalam keadaan miskin.

Gagal menjelaskan pendapat juga merupakan bentuk cacat logika yang sering terjadi, tetapi jarang disadari. Contohnya:

Bayu: “Jika lulus kuliah, pasti akan mendapat kehidupan yang sukses.”
Rara : “Apa maksudmu?”
Bayu: “Pokonya kehidupan yang enak.”

Dalam percakapan di atas, Bayu gagal menjelaskan secara konkret apa yang di maksud dengan “kehidupan yang sukses” setelah lulus kuliah kepada Rara. Tanpa memberikan definisi yang kuat, pernyataan Bayu menjadi ambigu dan rentan menimbukan penafsiran yang bervariasi, sehingga dapat dianggap sebagai kesalahan berpikir yang mendasari ketidakjelasan konsep yang dibahas.

Seni Berlogika: Berpikir Kembali Sebelum Berucap

Menyimpulkan suatu argumen secara tergesa-gesa dapat meyebabkan kesalahan penalaran, ketidakakuratan dan penarikan kesimpulan yang tidak valid. Situasi seperti ini dapat menghalangi pemahaman yang mendalam terhadap masalah dan meningkatkan risiko kesalahan yang berkelanjutan.

Oleh karena itu, dalam mengurai benang kusut mengenai kesalahan berpikir dalam mantiq, dapat disimpulkan bahwa sadar dan memahami terhadap prinsip-prinsip logika menjadi patokan utama untuk mengatasi kompleksitas argumen yang mungkin terjerat dalam kesalahan-kesalahan berpikir.

Artikel ini telah menyoroti beberapa situasi yang umum terjadi dalam proses berpikir manusia, seperti post hoc fallacy, gagal menjelaskan definisi dan kesalahan lainnya.

Dengan memahami mekanisme mendasar kesalahan berpikir dan melibatkan penalaran yang kritis tersebut, seseorang akan dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk membuat keputusan dan menjauhkan dari penarikan kesimpulan yang keliru.

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya
Back to top button