Kesederhanaan Gubenur Sa’id bin Amir
Sa’id menjawab, “Sebenarnya saya enggan menyebutkan sebabnya. Keluargaku tidak mempunyai pembantu. Saya mengadoni tepung terlebih dahulu dan menunggunya sampai masak. Setelah masak, saya membuatnya roti. Kemudian saya berwudhu untuk shalat. Setelah shalat baru keluar rumah untuk mengurusi urusan negara.”
“Apa lagi yang kalian adukan tentang dirinya,” tanya Umar.
“Dia tidak mau menyelesaikan masalah kami di malam hari.” Jawab mereka. “Apa komentarmu tentang pengaduan ini? Tanya khalifah kepada Sa’id.
Sa’id menjawab, “Sebetulnya saya enggan menyebutkannya. Saya menjadikan siang untuk mengurusi umat dan mengkhususkan malam hari untuk beribadah kepada Allah.”
Kemudian apa yang kalian ingin adukan terhadapnya? Tanya Umar kepada masyarakat Himsh.
Mereka menjawab, “Dalam setiap bulan, ada satu hari yang ia tidak keluar mengurusi kamÃ.”
“Apa komentar kamu terhadap pengaduan ini?,” tanya Umar kepada Sa’id.
Said menjawab, “Saya tidak memiliki pembantu yang mencuci pakaianku. Saya tidak memiliki pakaian lain untuk berganti-ganti. Setelah dicuci saya menunggu hingga kering, kemudian saya menggosoknya. Setelah itu saya keluar untuk menyelesaikan urusan rakyat di siang hari.”
“Kemudian apa lagi yang kalian ingin adukan terhadapnya,” tanya Umar kepada mereka.
Mereka menjawab, “Dia kadang-kadang pingsan.”
“Apa komentarmu tentang pengaduan ini?” Tanya Umar kepada Sa’id bin Amir.