Kesederhanaan Gubenur Sa’id bin Amir
Sa’id menjawab, “Dulu saya menyaksikan meninggalnya Khabib Al Anshari di Makkah. Orang-orang Quraisy membelah dagingnya, kemudian membawanya ke suatu bukit. Mereka bertanya kepada
“Apakah kamu rela jika Muhammad menggantikan posisimu? Dia menjawab, “Demi Allah, saya, keluarga dan anak lelakiku tidak rela jika beliau tertusuk duri.” Kemudian dia memanggil nama Muhammad.
Dia meneruskan pembicaraannya, “Tiap kali saya mengingat kejadian hari itu saya selalu pingsan. Saya tidak menolongnya karena waktu itu saya masih musyrik belum beriman kepada Allah Yang Maha Agung, saya mengira Allah tidak mungkin lagi akan mengampuni dosaku.”
Khalifah Umar bin Khathab kemudian berkata, “Segala puji bagi Allah karena firasatku tidak keliru.”
Kemudian dia mengirimkan uang sebanyak seribu Dinar. Umar Al-Faruq berpesan kepadanya, “Gunakan uang ini untuk memenuhi kebutuhanmu.” Sa’id bin Amir Al-Jumahi kemudian membagi-bagikan uang tersebut kepada warganya. []
Sumber: Dr. Muhammad Ash-Shalabi, “Syakhsiyatu Umar wa Aruhu.” (terjemahan)