Kesempurnaan dan Kemudahan Dinul Islam
Islam merupakan agama samawi terakhir yang Allah turunkan ke muka bumi. Nabi Muhammad Saw sebagai rasul yang membawanya pun adalah rasul terakhir yang Allah utus bagi segenap umat manusia.
Sebelum diturunkannya Islam dan diutusnya Nabi Muhammad Saw telah ada dua agama samawi yang mendahuluinya. Pertama adalah agama yang dibawa oleh Nabi Musa AS, dan yang kedua adalah agama yang dibawa oleh Nabi Isa AS.
Dan Dia (Allah) megajarkan kepadanya (Isa) Kitab, Hikmah, Taurat, dan Injil. Dan sebagai Rasul kepada Bani Israil (dia berkata), “Aku telah datang kepada kamu dengan sebuah tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuatkan bagimu (sesuatu) dari tanah berbentuk seperti burung, lalu aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan izin Allah. Dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak sejak dari lahir dan orang yang berpenyakit kusta. Dan aku menghidupkan orang mati dengan izin Allah, dan aku beritahukan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu orang beriman. (Ali-Imran [3]: 48-49)
Selain menurunkan dua agama samawi melalui utusan-Nya Musa dan Isa, Allah SWT juga mengutus rasul-rasul-Nya secara silih berganti sepanjang sejarah dengan membawa ajaran tauhid untuk disampaikan kepada umatnya masing-masing.
Dan setiap umat (mempunyai) rasul. Maka apabila rasul mereka telah datang, diberlakukanlah hukum bagi mereka dengan adil dan (sedikit pun) tidak dizalimi. (Yunus [10]: 47).
Al-Qur’an mengisahkan dua puluh lima nabi dan rasul. Masing-masing dari mereka diutus kepada umatnya: Nabi Nuh diutus kepada Bani Rasib (Al-A’raf [7]: 59), Nabi Hud dan Shalih diutus kepada kaum Tsamud (Al-A’raf [7]: 73), Nabi Syuaib diutus kepada kaum Madyan (Al-A’raf [7]: 85), dan seterusnya sampai kepada Nabi Muhammad Saw diutus untuk seluruh umat manusia hingga akhir zaman.
Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan kepada semua umat manusia sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Saba’ [34]: 28)
Islam adalah agama termuda diantara agama-agama samawi sebelumnya. Sebagai agama samawi terakhir kedatangannya membawa konsekuensi berupa kesempurnaan dan kelengkapan ajarannya bila dibandingkan dengan dua agama pendahulunya.
Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu. (Al-Maidah [5]: 3)
Kenikmatan terbesar yang Allah SWT anugerahkan kepada umat ini adalah disempurnakannya agama Islam. Allah SWT telah menyempurnakan agama kaum muslimin sehingga mereka tidak membutuhkan agama dan nabi yang lain. Oleh karena itu, Allah SWT menjadikan Nabi Muhammad Saw sebagai penutup para nabi dan rasul yang diutus kepada seluruh umat manusia dan jin. Maka, tidaklah ada sesuatu yang halal kecuali yang Allah halalkan melalui lisannya, tidaklah ada sesuatu yang haram kecuali yang telah Allah haramkan melaui lisannya.
Sebagai agama yang sempurna dan paripurna sudah menjadi ketentuan Ilahiah jika seluruh rangkaian syariat dan ajaran Islam sejalan dengan fitrah penciptaan manusia. Allah SWT telah menjamin hal ini dalam Firman-Nya,
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, (Ar-Rum [30]: 30)