Kesempurnaan dan Kemudahan Dinul Islam
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. (Al-Maidah [5]: 6)
Allah SWT menghendaki kemudahan bagi hamba-hamba-Nya dalam melaksanakan ibadah dan menjalani kehidupannya. Allah SWT tidak menginginkan hambanya mengalami kesulitan ketika menjalankan syariat-Nya, karena syariat bukanlah untuk mempersulit manusia melainkan untuk mempermudah manusia.
Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, karena manusia diciptakan (bersifat) lemah. (QS. An-Nisa [4]: 28)
Dengan adanya kemudahan dalam syariat, agama yang telah Allah SWT sempurnakan ini menginginkan agar kaum muslimin tidak meninggalkan satu perintah pun atau melanggar satu larangan pun sebab segalanya telah Allah SWT mudahkan. Dengan adanya kemudahan ini pula, Islam ingin menegaskan kepada seluruh umat manusia tentang sifat dasarnya sebagai ajaran yang luwes dan mudah diterapkan oleh manusia, sebab Islam sangat menghargai fitrah manusia dan jauh dari kekakuan serta kesulitan. Wallahu a’lam.[]
(Suko Wahyudi)