Ketika Komunikasi Dibatasi
Negara sebagai pengatur urusan umat, memilah informasi yang tepat. Penguasa menjadi rujukan. Umat pun tidak segan bertanya dan melakukan tabayun terhadap berbagai persoalan yang terjadi di sekitar mereka. Jika terjadi persengketaan atau perselisihan di tengah umat, penguasa siap diminta menengahi dan mengadili.
Sebagaimana Allah SWT berfirman, dalam An-Nisaa ayat 83, “Dan apabila sampai kepada mereka (orang yang belum kuat imannya) suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka (langsung) menyiarkannya. (Padahal) apabila mereka menyerahkannya kepada Rasul dan ulil amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya (secara resmi) dari mereka (Rasul dan ulil amri). Sekiranya bukan karena karunia dan rahmat Allah kepadamu, tentulah kamu mengikuti setan kecuali sebagian kecil saja (di antara kamu).”
Kembali pada Islam sebagai asas bagi pemikiran yang sahih. Dunia komunikasi dan informasi akan terus berinovasi. Di tangan penguasa yang salah akan berakibat mala petaka. Di tangan penguasa yang salih, yang bertakwa pada Allah, akan mampu menggerakkan umat dengan cepat ke arah kebangkitan yang hakiki.
Lulu Nugroho
Muslimah Penulis Opini dari Cirebon