NASIONAL

Ketum MUI Sumbar: Pernyataan ‘Semua Agama Benar’ Lebih Sesat Dibanding Ajakan Nyembah Tuhan Bergiliran

Jakarta (SI Online) – Ini peringatan untuk seluruh umat Islam. Wajib berhati-hati. Menyatakan semua agama benar, tenyata kesesatannya dinilai lebih dahsyat ketimbang pernyataan kaum musyrikin Qurays yang mengajak Nabi Muhammad Saw saat itu untuk bergiliran menyembah Tuhan yang masing-masing disembah.

Peringatan ini disampaikan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat, Buya Gusrizal Gazahar, melalui akun facebooknya, Kamis, 16 September 2021.

“Kalau diamati secara mendalam, pernyataan ‘semua agama benar’ lebih dahsyat kesesatannya dibandingkan tokoh-tokoh kaum musyrikin Makkah (al-Walid Ibn al-Mughirah cs) yang mengajak Nabi Saw bersama-sama menyembah tuhan mereka dengan bergiliran tahun, yang akhirnya dijawab oleh Allah SWT dengan turunnya surat Al-Kafirun!,” ungkap Buya Gusrizal dalam akun Facebook Buya Gusrizal Gazahar dalam catatannya berjudul “Semua Agama Benar, Menurut Manusia Tak Beragama.”

Baca juga:

Sebelumnya, ulama lulusan Universitas Al-Azhar, Mesir ini mengatakan, sejatinya pernyataan ‘semua agama benar’ hanyalah pantulan dari pernyataan lama “agama hanyalah candu dan buah dari khayalan”.

“Ia hadir dengan style baru yang hanya berganti bungkusan. Tujuan akhirnya tetaplah satu yaitu ‘tak usah beragama’, walaupun diawali dengan narasi rayuan syaithan ‘jangan fanatik dalam beragama’,” kata Buya Gusrizal.

Buya Gusrizal pun lantas bertanya secara retoris. “Kenapa kalimat itu adalah pernyataan manusia tak beragama?” Ia lalu menjawabnya, “Karena semua agama pasti menolaknya. Setiap agama pasti mengajarkan bahwa agamanya lah yang benar dan agama yang lain adalah salah.”

“Perhatikan dalam setiap ajaran agama! Tentu akan bertemu larangan bagi umatnya untuk berpindah ke agama lain. Bila demikian, pemilik ucapan “semua agama benar” itu mau masuk agama mana?,” kata dia.

Buya Gusrizal menegaskan, jika seseorang ingin meyakini semua agama benar, berarti ia telah mengalami korsleting nalar pada jaringan tegangan tinggi sehingga membuat padam seluruh daya penggerak tangkapan maklumat yang akan diolah akal pikirannya. Sebab, kaum musyrikin Makkah saja dalam kekufuran mereka, tidak mau meyakini kebenaran selain agama mereka.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button