NASIONAL

Ketum PB STII Pertanyakan Hasil Food Estate

Ciputat, Tangsel (SI Online) – Pandemi Covid-19 secara umum melumpuhkan semua sektor kehidupan manusia, tak terkecuali sektor pertanian. Meski demikian, sektor pertanian menjadi salah satu yang mampu bertahan.

“Dengan fakta ini, seharusnya semua mata membuka betapa pentingnya sektor pertanian dan industri pertanian,” kata Ketua Umum PB Serikat Tani Islam Indonesia (STII) H. Fathurrahman Mahfudz dalam jumpa media, di kawasan Ciputat, Tangsel, Sabtu siang (11/12/2021).

Pertanian, kata Fathurrahman, adalah bidang fundamental. Sebab termasuk bagian dari kedaulatan pangan. Isu tersebut tidak pernah berhenti dibicarakan.

Salah satu program di bidang pertanian dalam rangka menciptakan kedaulatan pangan, kata Fathurrahman adalah Food Estate yang dilakukan di sejumlah wilayah di Kalimantan dan Sumatra. Namun, ia mempertanyakan sejauh mana hasil program tersebut.

Baca juga: PB STII Sarankan Pemerintah Subsidi Output ke Petani

“Bagaimana progress-nya, padahal (luas lahannya) ratusan ribu hektare. Segala sumber daya negara dikerahkan untuk Food Estate ini agar negara berdaulat tidak bergantung impor,” tanya dia.

Fathurrahman mengaku pihaknya belum mendengar hasil dari Food Estate tersebut. Apakah dalam bentuk padi, tomat, jagung atau apapun.

“Kita belum dengar hasil panen dari Food Estate. Jadi sebenarnya kemana program ini, apa hasilnya, jangan-jangan selama ini sibuk pencitraan?”, kata dia.

Fathurrahman mengaku berharap, melalui program Food Estate dapat dihasilkan padi -misalnya- kalau tidak 10 ton paling tidak 5-6 ton per hektarenya. “Sebab kami dengan biaya Rp15 juta/hektare bisa menghasilkan 15 ton,” kata dia.

Fathurrahman juga berharap, dengan gagasan Nawacita yang pernah digaungkan Presiden Jokowi, dapat membawa Indonesia menuju kedaulatan pangan. Hal itu bukan tidak mungkin sebab Indonesia pernah mengalami swasembada pangan pada era Presiden Soeharto.

“Kedaulatan pangan itu jadi amanah negara, kebutuhan rakyat harus dipenuhi negara. Kesejahteraan rakyat harus dijamin negara,” ungkapnya.

red: farah abdillah

Artikel Terkait

Back to top button