Khotbah Idul Adha 1442 H: Spirit Mengagungkan Syiar Kurban
Allahu Akbar 3x walillahil hamd
Kaum muslimin rahimakumullah,
Kedua, menyembelih kurban atau nusuk adalah peribadatan yang paling diunggulkan pada hari raya Idul Adha.
Idul Adha sendiri maknanya adalah, kembali berkurban, yakni menyembelih kambing, sapi, atau onta, dengan syarat-syarat tertentu setelah melaksanakan sholat sunnah Idul Adha. Diriwayatkan dari ‘Aisyah Ra. ia berkata, bahwa Nabi Saw bersabda:
مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللهِ مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ، إِنَّهَا لَتَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا ، وَأَشْعَارِهَا ، وَأَظْلاَفِهَا . وَأَنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنْ اللهِ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ مِنَ الأَرْضِ ، فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا .
“Tidak ada suatu amalan pun yang dilakukan oleh manusia pada Hari Raya Qurban, lebih dicintai Allah selain dari menyembelih hewan qurban. Sesungguhnya hewan qurban itu kelak di hari Kiamat akan datang beserta tanduk-tanduknya, bulu-bulunya dan kuku-kukunya, dan sesungguhnya sebelum darah qurban itu menyentuh tanah, ia (pahalanya) telah diterima di sisi Allah, maka beruntunglah kalian semua dengan pahala qurban itu.” (HR. Tirmidzi, no: 1413)
Siapapun muslim yang mempunyai kelapangan rizqi pada hari tersebut, tetapi enggan berkurban maka Rasulullah mengancamnya supaya jangan mendekati musholla Rasulullah SAW. Dari Abu Hurairah RA ia berkata, Rasulullah Saw bersabda,
مَنْ وَجَدَ سَعَةً فَلَمْ يُضَحِّ فَلاَ يَقْرَبَنَّ مُصَلاَّنَا .
“Barangsiapa yang mempunyai kemampuan untuk berqurban, tapi ia tidak mau berqurban, maka janganlah ia dekat-dekat di musholla (tempat shalat) kami.” (HR. Ahmad, no: 7924, Ibnu Majah, no: 3114).
Allahu Akbar 3x walillahil hamd
Kaum muslimin rahimakumullah,
Rasulullah Saw. memberikan contoh praktis beliau menyembelih sendiri domba kurban setelah turun dari mimbar khutbah di musholla sholat id seraya berdzikir:
« بِسْمِ اللَّهِ وَاللَّهُ أَكْبَرُ هَذَا عَنِّى وَعَمَّنْ لَمْ يُضَحِّ مِنْ أُمَّتِى ».
Dengan nama Allah dan Allah Maha Besar. Ini kurban dariku dan dari umatku yang tidak menyembelih kurban” (HR. Abu Dawud).
Musholla atau tempat sholat yang dimaksud dalam hadits Nabi saw. tersebut adalah lapangan yang khusus dipergunakan hanya untuk sholat Idul Fitri dan Idul Adha. Karena setiap harinya Nabi saw. adalah sholat berjamaah lima waktu di masjid beliau saw.
Di lapangan tempat sholat (musholla) inilah Nabi saw. memerintahkan seluruh kaum muslimin, tua muda, pria dan wanita agar hadir mengikuti sholat atau bahkan sekedar mendengarkan khutbah dan dakwah Islam. Diriwayatkan bahwa para wanita yang sedang haid pun diperintahkan oleh Rasulullah saw. untuk hadir di lapangan. Juga Rasulullah saw. memerintahkan para wanita meminjamkan jilbab mereka kepada saudaranya yang tidak punya jilbab agar mereka bisa hadir.
Allahu Akbar 3x walillahil hamd
Kaum muslimin rahimakumullah,
Ketiga, berbeda dengan Idul Fitri yang hanya diberikan waktu sehari, Idul Adha diberikan waktu empat hari untuk bertakbir dan menyembelih kurban.
Rasulullah saw. pun memerintahkan agar umat Islam mengambil jalan yang berbeda antara datang ke tempat sholat dengan pulangnya seraya mengumandangkan takbir untuk membesarkan dan mengagungkan syiar hari raya. Takbir hari raya Idul Adha jauh lebih banyak dibandingkan dengan takbir dalam hari raya Idul Fitri.
Disunnahkan dalam Idul Adha, takbir dilakukan sejah habis Subuh pada hari Arafah hingga habis Ashar pada hari tasyrik. Ini takbir muqayyad yang dikumandangkan setiap selesai Sholat. Adapun takbir mutlak bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja oleh umat Islam sejak tanggal 1 Zulhijjah hingga 13 Zulhijjah.
Demikian juga menyembelih kurban dengan mengucapkan “Bismillahi Allahu Akbar!” dan memakan dagingnya bersama keluarga dan sahabat serta membagikan kepada fakir miskin pada tanggal 10, 11, 12, dan 13 Dzulhijjah adalah syiar dan kegembiraan untuk mengagungkan asma Allah yang sangat bernilai bagi persatuan dan kesatuan umat serta dakwah Islam.