Khotbah Idul Fitri 1442 H: Saatnya Umat Keluar dari Masalah Pandemi Covid-19 dan Lainnya
DI ANTARA RAHMAT ALLAH ADALAH SOLUSI KEHIDUPAN
Kaum muslimin jamaah sholat Idulfitri yang dirahmati Allah
Ibadah Ramadhan dan Idulfitri kita sejak tahun lalu, yakni tahun 1441H agak terganggu oleh adanya Pandemi atau wabah Virus Covid-19 dan peraturan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang mengikuti standar internasional yang dibuat WHO.
Sebab sejak awal atau pertengahan bulan Maret 2020 seluruh pengajian di masjid-masjid pemerintah dihentikan, lalu kemudian sholat Jum’at dan sholat jamaah dilarang dan masjid digembok. Dan ini diikuti oleh masjid-masjid komplek perumahan dan masjid-masjid lainnya khususnya di Jakarta yang dinilai sebagai epicentrum Covid-19 di Indonesia.
Alasannya untuk memutus rantai penularan virus dengan apa yang disebut social distancing. Dalam teori WHO tanpa social distancing virus akan terus ada dan tidak bisa dibasmi. Begitu panic dan takutnya dengan teori social distancing ini mereka menerapkan PSBB tanpa peduli dengan perusakan kedisiplinan ibadah Shalat Jamaah Lima Waktu di Masjid, Sholat Jum’at, dan pemakmuran masjid lainnya hingga mereka mengabaikan ayat Allah:
{وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ مَنَعَ مَسَاجِدَ اللَّهِ أَنْ يُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ وَسَعَى فِي خَرَابِهَا …} [البقرة: 114]
Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalang-halangi menyebut nama Allah dalam mesjid-mesjid-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya? …. (QS. Al Baqarah 114)
Juga firman-Nya:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ …} [الجمعة: 9]
Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. …(QS. Al Jum’ah 9).
Penutupan masjid-masjid, pelarangan sholat jamaah lima waktu, dan pelarangan sholat Jumat dengan alasan menerapkan social distancing disadari atau tidak adalah perbuatan yang telah menjadikan protap pembasmian virus Covid-19 yang bersumber dari WHO adalah lebih tinggi dan lebih punya otoritas daripada Al-Qur’an kalamullah. Apakah ini bukan termasuk perbuatan syirik?
Padahal wabah dalam pandangan Islam adalah adzab bagi orang-orang kafir dan rahmat bagi orang-orang mukmin.
Andai pun orang mukmin meninggal terkena wabah maka Rasulullah Saw mengajarkan bahwa dia akan mendapatkan pahala syahid. Diriwayatkan oleh Aisyah ra bahwa Rasulullah Saw bersabda kepadanya:
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَتْ: سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الطَّاعُونِ، فَأَخْبَرَنِي «أَنَّهُ عَذَابٌ يَبْعَثُهُ اللَّهُ عَلَى مَنْ يَشَاءُ، وَأَنَّ اللَّهَ جَعَلَهُ رَحْمَةً لِلْمُؤْمِنِينَ، لَيْسَ مِنْ أَحَدٍ يَقَعُ الطَّاعُونُ، فَيَمْكُثُ فِي بَلَدِهِ صَابِرًا مُحْتَسِبًا، يَعْلَمُ أَنَّهُ لاَ يُصِيبُهُ إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَهُ، إِلَّا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ شَهِيدٍ»
“Bahwa tha’un (wabah) adalah adzab yang Allah kirim kepada siapa saja yang Dia kehendaki dan Allah jadikan wabah itu adalah rahmat bagi orang-orang mukmin. Oleh karena itu, tidaklah seorang mukmin yang terkena wabah itu lalu dia tinggal di negerinya (bukan hanya tinggal di rumahnya) bersabar dan bersungguh-sungguh menolak bala’ dan mendapatkan pahala dari Allah jika terkena bala dan dia yakin bahwasanya tidaklah menimpanya kecuali apa yang sudah Allah takdirkan untuknya di lauhil mahfuzh, melainkan orang mukmin itu mendapatkan pahala seorang syahid.” (HSR Bukhari dalam Sahih Bukhari juz 4 halaman 175).
Dan orang-orang mukmin yang faham status virus Covid-19 dalam ajaran Islam tidak akan panik dan kalang kabut apalagi sampai membuat aturan yang merusak syariat agama Allah SWT.
Dan orang-orang yang benar imannya tidak akan bertaqlid dengan cara-cara orang non muslim yang tentu tidak punya pandangan Islam, bahkan mereka sangat ingin umat Islam mengikuti ajaran dan sistem hidup mereka. Allah SWT mengingatkan hal itu dalam firman-Nya:
{وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ } [البقرة: 120]
“Dan tidak akan rela orang-orang Yahudi dan Nashara kepadamu (Muhammad) sampai engkau mengikuti cara hidup mereka…”(QS. Al Baqarah 120).