IBADAH

Kisah tentang Syariat Ibadah Kurban

Praktik ibadah kurban sudah ada sejak zaman Nabi Adam dan Nabi Ibrahim As. Kisah-kisah ibadah kurban tertuang dalam Al-Qur’an maupun hadis Rasulullah Saw. Sebagaimana yang tertuang dalam Surat Al-Maidah ayat 27 dan surat As-Shaffat ayat 99 sampai 113.

Salah satu kisah kurban yang diabadikan Al-Qur’an adalah cerita dua putra Nabi Adam, Habil dan Qabil.

Dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 27, Allah berfirman, “Dan ceritakanlah (Muhammad) yang sebenarnya kepada mereka tentang kisah kedua putra Adam, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka (kurban) salah seorang dari mereka berdua (Habil) diterima dan dari yang lain (Qabil) tidak diterima. Dia (Qabil) berkata, ‘Sungguh, aku pasti membunuhmu!’ Dia (Habil) berkata, ‘Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang yang bertakwa.”

Dari kisah tersebut, kata Ustaz Faris BQ, dapat diambil nilai bahwa kalau kita melihat kurban kita diterima atau tidak, lihat efeknya bagi hati kita pada saat itu. Hati kita jadi lebih takwa atau tidak? Jadi lebih sensitif tidak untuk melakukan kebaikan? Kalau sekiranya tidak terdampak oleh hal itu, berarti kurban kita dan ibadah-ibadah kita yang lain, tidak diterima oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Kisah kurban yang lain dalam Al-Qur’an yang dilakukan Nabi Ibrahim dan putranya, Ismail. Dalam Al-Qur’an surat Ash-Shaffat ayat 102 [diceritakan bahwa Nabi Ibrahim bermimpi mendapat perintah dari Allah agar menyembelih anaknya, Ismail.

“Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar”.

Dalam buku “Fatawa Rasulullah: Anda Bertanya Rasulullah Menjawab” yang ditahkik dan taklik oleh Syaikh Qasim ar-Rifa’i dan Ibnu Qayyim al-Jauziyah, diceritakan bahwa Rasulullah dengan sahabat Zaid bin Arqam bertanya-jawab. Dalam percakapan itu sahabat Zaid bertanya kepada Rasulullah tentang dari siapakah syariat kurban berasal. Rasul pun menjawab “Ini adalah sunah bapakmu Ibrahim ‘alaihis salam.” Lalu Zaid bertanya lagi, “Lantas, apa yang kami dapatkan dari kurban ini?” Rasul menjawab “Pada setiap helai rambutnya ada kebaikan.” Kemudian Zaid bertanya lagi, “Bagaimana dengan bulu-bulunya?”. Rasul menjawab “Pada setiap helai bulu itu ada kebaikannya.” (HR. Ahmad).[]

Artikel Terkait

Back to top button