SUARA PEMBACA

Komunisme, Pepesan Kosong Pecundang Peradaban

Ramai para tokoh politik membicarakan RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP). Pasalnya, tak satupun konsideran di RUU HIP yang berhubungan dengan ideologi.

Justru TAP MPRS XXV/1965 tentang pelarangan PKI dan penyebaran ideologi Komunisme, Marxisme dan Leninisme, tidak dicantumkan dalam landasan hukum RUU HIP. Ini aneh dan mencurigakan. Meskipun terlalu dini untuk menduga RUU HIP sebagai jalan mulus penghapusan TAP MPRS yang melarang PKI dan ideologinya. Hingga menjadi legitimasi bangkitnya arwah PKI. Sungguh, bangsa ini memiliki trauma mendalam pada PKI dan ideologinya.

Melansir dari detik.com (03/10/2018), monumen Kresek merupakan saksi bisu kekejaman Partai Komunis Indonesia (PKI) di Madiun. Kekejamannya membunuh ribuan ulama, tokoh, dan santri, sangat melegenda.

Pemberontakan yang dipimpin oleh Musso, tokoh komunis Indonesia yang lama tinggal di Uni Sovyet (kini Rusia), memang luar biasa kejam dan tak manusiawi. Tak tanggung-tanggung, PKI menduduki Madiun hanya 13 hari, namun telah membantai 1.920 orang. Tepatnya terhitung sejak tanggal 18-30 September 1948.

Dari berbagai sumber bacaan, sambil bergidik kita mengetahui bagaimana kejinya pembantaian yang dilakukan oleh PKI. Memberi racun pada sumur-sumur warga. Membakar dan mengubur hidup-hidup. Menembaki dari atas lubang tempat mengubur hidup-hidup.

Kekejaman ini diulangi oleh PKI pada tahun 1965. Kali ini korbannya adalah para Jenderal. Lubang buaya menjadi saksi bisu kekejaman PKI. Ada yang disayat, disundut rokok, kemudian dimasukkan ke dalam lubang dan ditembaki dari atas. Kejam.

Demikian cara-cara bengis PKI dalam rangka merebut kekuasaan, menggulingkan pemerintahan yang sah. Pemberontakan dengan memanfaatkan kaum proletar adalah khas perjuangan ideologi sosialis komunis. Buruh, petani, juga wanita dipersenjatai. Dijadikan barisan terdepan melawan rakyat.

Syekh Taqiyyuddin An-Nabhani dalam kitab “Nizhamul Islam” menjelaskan dengan gamblang karakteristik ideologi sosialisme (komunisme). Ideologi ini dibangun atas asas materialisme yang tak bersandarkan pada akal. Materi mendahului pemikiran dengan adanya proses refleksi materi ke otak. Dialektika materialisme menjadi dogma yang harus ditelan mentah-mentah oleh para pengusung ideologi ini.

Ideologi komunisme ini tidak sesuai dengan fitrah manusia. Fitrah manusia untuk beragama diamputasi oleh ideologi ini. Komunisme meniadakan Tuhan. Berhubung fitrah beragama itu sepaket dengan penciptaan manusia, maka sesungguhnya komunisme tak mampu menghilangkannya. Yang ada hanya melarikan fitrah ini kepada pemujaan terhadap teori dan tokoh-tokoh sosialis.

Intimidasi, pemaksaan, kekerasan, dan pemberontakan adalah cara-cara yang ditempuh pengusung ideologi komunisme dalam menyebarkan idenya. Cara itu harus dilakukannya sebagai konsekuensi tidak masuk akal dan ketidaksesuaian ideologi ini dengan fitrah manusia. Karena itu pula, ideologi ini takkan bertahan lama. Tak ada manusia yang ingin hidup di bawah kekuasaan tangan besi.

Janji-janji ideologi komunisme, mengangkat derajat kaum proletar merupakan pepesan kosong. Setelah ideologi ini memimpin, penyamarataan melalui kekerasan akan segera menghantui manusia. Lihatlah muslim Uyghur yang dipaksa masuk ke kamp re-edukasi untuk dicuci otaknya dan dicabut akidah Islamnya.

Kita harus waspada akan upaya bangkitnya PKI di negeri ini. Namun kita juga tidak boleh abai dengan neoliberalisme ala ideologi kapitalisme. Boleh jadi kesempatan ini digunakan oleh agen kapital untuk semakin kuat menancapkan hegemoni kekuasaannya.

Ketika kita sibuk menghalangi bangkitnya PKI, oligarki telah menyusup dan mempengaruhi elit politik negeri ini. Berbagai UU dan kebijakan sudah disiapkan untuk memuluskan jalan para kapital menguasai segala potensi sumber daya alam maupun manusia di negeri ini. Lihatlah UU Minerba dan RUU Cipta Kerja. Jejak oligarki tergambar nyata.

Sebagai sebuah ideologi, kapitalisme sama tidak masuk akalnya dengan sosialis komunis. Kapitalisme menggabungkan antara kebenaran dan kebatilan, mengambil jalan tengah atau kompromi dalam mencapai tujuan. Tujuannya untuk mendapatkan kekayaan yang sebesar-besarnya.

Ideologi kapitalisme juga tidak sesuai dengan fitrah manusia. Fitrah beragama pada manusia selain mengakui Tuhan sebagai pencipta juga mengakui Tuhan sebagai pengatur. Kapitalisme menafikan Tuhan dalam aturan kehidupan. Asas sekulerisme, memisahkan agama dengan kehidupan termasuk negara menjadikan kapitalisme mendaulat manusia sebagai Tuhan baru untuk membuat seperangkat peraturan hidup. Jelas, aturan hidup buatan manusia ini sangat jauh dari rasa keadilan.

Pandemi covid telah menampakkan kebobrokan sistem kapitalisme. Sistem ini terancam ambruk. Namun kita juga tak ingin ideologi komunisme menggantikan kapitalisme. Pasti akan sangat menderita hidup kita.

Untuk itulah umat muslim semestinya satu tujuan, bahu membahu bekerja sama dalam menyukseskan agenda besar umat. Yaitu mewujudkan Islam sebagai diin, sehingga semua makhluk bisa merasakan kerahmatan dan keberkahan hidup yang Allah SWT janjikan dalam Al-Qur’an surah Al-Anbiya ayat 107. Wallahu a’lam []

Mahrita Julia Hapsari, M.Pd
Praktisi Pendidikan

Artikel Terkait

Back to top button