KPP dan ‘Koalisi Rakyat’ Melawan Oligarki Jilid II
Dengan iklas, geniun, tanpa pamrih dan “vested interested” mereka —termasuk emak-emak— berjuang hanya dengan satu tujuan dengan memberikan keniscayaan dan kepercayaan kepada Anies Rasyid Baswedan menjadi Presiden untuk membawa perubahan bagi seluruh rakyat Indonesi mendapatkan hak kebersatuan yang setara, adil, dan sejahtera.
Kedua, kekuatan pergerakan komunitas politik de facto yang justru berasal dari rakyat akar rumput di seluruh anggota koalisi besar partai-partai oligarki itu telah memberikan dukungan kepada Anies sebagai Presiden, seperti: pendukung dari akar rumput partai Golkar telah membentuk Go-Anies; PAN membentuk Anies Amanat Nusantara; PPP membentuk Forum Ka’bah Membangun. Ketiganya pendukung akar rumput KIB telah membentuk komunike bersama dalam kesatuan SEKBER NASIONAL dan diberi nama Sekber Kuning, Ijo dan Biru di seluruh Indonesia. Apakah ini hal nyata yang menjadi fakta paling otentik di KIB telah terjadi ketidakpuasan akar rumput atas kinerja pemimpin elite partainya?
Belakangan telah muncul juga dukungan dari rakyat akar rumput anggota PDIP di Jawa Timur dan Madura, bahkan itu dari DPC PDIP langsung sendiri di Kabupaten Blitar dan Sampang dan dikabarkan, bahkan dukungan itu akan semakin meluas dan menular di kabupaten-kabupaten dan kota-kota lainnya.
Fenomena dukungan akar rumput di DPC dan DPD yang mbalelo dari DPP -nya ini juga semakin merebak sebelumnya melanda KIB di provinsi Aceh, Medan, Palembang, Riau, Makassar, Maluku Utara, NTB menyusul NTT, bahkan Papua.
Sedangkan, segregrasi politik dari partai induknya di PKB telah lama berlangsung diinisiasi oleh komunitas Gusdurian dipimpin oleh Yenny Wahid. Termasuk, NU kultural yang bersama sekarang mendukung Anies Rasyid Baswedan.
Sementara, dari partai Gerindra eksodus besar-besaran terjadi sudah semenjak ketika Prabowo dan Sandiaga Uno bergabung ke Kabinet Jokowi, banyak pendukungnya yang kecewa, terutama dari kalangan umat dan ormas Islam hijrah mendukung Anies.
Justru, fenomena menarik datang dari komunitas kalangan profesi fungsional, seperti: para profesi guru- dosen, perawat dan dokter, para veteran, pensiunan serta purnawirawan perwira tinggi TNI, juga tentu saja para buruh, tani dan nelayan, sekarang berduyun mendukung Anies.
Bahkan, komunitas institusi agama minoritas yang semula menduga bakal banyak di intoleransi dan diradikalisasi dikarenakan distigmatisasi politik identitas, justru banyak mendapat fasilitas dan perlindungan oleh Anies ketika menjabat Gubernur DKI Jakarta: situasi dan prosesi peribadatan pun berjalan terasa nyaman, aman, lancar dan damai.
Jadi, sudah jelas betapa dukungan besar partisipasi seluruhnya dari komponen “Koalisi Rakyat” itu bakal memporak-porandakan kelak laju pergerakan para anggota koalisi besar partai oligarki jilid II.
Yang sesungguhnya gabungan koalisi besar partai oligarki itu, adalah hanyalah sekumpulan para elitisme pimpinan partai yang telah tercerabut dan ditinggalkan dari pengikut dan pendukung akar-akar rumputnya.
Sehingga, boleh jadi apa yang diharapkan oleh koaliasi besar partai oligarki itu untuk memenangkan mutlak konstestasi Pilpres 2024 itu hanya ilusi, sia-sia dan zonk.