RESONANSI

Kunjungan ke Negeri Gurindam 12 yang Penuh Makna

Alhamdulillah, pada hari Senin (31/10/2022), saya mendapat kesempatan untuk berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau. Setelah menempuh perjalanan sekitar 1,5 jam, saya tiba di Bandara Internasional Raja Haji Fisabilillah, Tanjung Pinang, Provinsi Kepulauan Riau.

Nama Bandara ini diambil dari nama Pahlawan Nasional, Raja Haji Fisabilillah. Sang Raja adalah kakek dari Raja Ali Haji, seorang ulama, sastrawan besar, dan Pahlawan Nasional.

Di pintu keluar bandara, tampak hiasan dinding Gunrindam 12 karya Raja Ali Haji. Di Provinsi Kepri ini, Gurindam 12 benar-benar menjadi kebanggaan.

Tulisan Gurindam dipajang di beberapa tempat. Termasuk di Area Makam Raja Ali Haji dan keluarga besarnya. Di Kota Tanjungpinang, ada juga Taman Gurindam.

Saat berkunjung ke Pulau Penyengat, saya ditemani oleh pimpinan Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia Provinsi Kepri dan beberapa pimpinan Dewan Da’wah Kabupaten di Kepri.

Kami bersyukur, ada seorang keturunan keluarga Raja Ali Haji generasi keempat, yang mengantar dan memberikan banyak penjelasan berharga tentang Raja Ali Haji dan keluarganya serta perjuangan mereka. Bahkan, kami ditunjukkan ratusan buku dan manuskrip karya para ulama Nusantara.

“Gurindam 12” adalah puisi legendaris yang dikarang oleh Raja Ali Haji. Kitab Gurindam 12 aslinya ditulis dalam huruf Arab-Melayu. Kitab ini dijadikan sebagai buku wajib bagi santri tingkat SMP di Pesantren At-Taqwa Depok.

Kitab ini sangat berharga dan isinya penuh makna. Untaian nilai-nilai iman, ibadah, dan akhlak yang terkandung dalam Gurindam 12 patut dijadikan sebagai panduan kebangkitan umat dan bangsa.

Sepatutnya, kitab ini dikaji secara serius dan ditanamkan nilai-nilai luhurnya kepada anak-anak bangsa, khususnya di Kepulauan Riau.

Berikut ini sejumlah contohnya:

Pasal 1 Gurindam 12 menyebutkan: “Barangsiapa mengenal Allah, maka suruh dan tegah-Nya tiada ia menyalah.”

1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button