Kunjungan ke Negeri Gurindam 12 yang Penuh Makna
Dalam sabdanya yang lain, Rasulullah Saw juga menyebutkan, jika umat Islam sudah mengagungkan dunia, maka dicabutlah kehebatan Islam.
Tokoh Islam, Mohammad Natsir, sampai mengingatkan umat Islam Indonesia. Jika cinta dunia yang berlebihan terus dibiarkan merajalela, maka bukan tidak mungkin, umat Islam akan mengalami nasib seperti muslim di Spanyol.
Pasal 5 Gurindam 12 menyebutkan: ”Di antara tanda orang berakal, di dalam dunia mengambil bekal!”
Nah, inilah hakikat manusia cerdas. Yaitu, manusia yang menjadikan dunianya sebagai tempat untuk menabung amal kebaikan untuk kehidupan abadi di akhirat. Dunia ini bukan tujuan. Dunia ini adalah ladang amal; bukan tempat untuk mengumbar hawa nafsu.
Rasulullah Saw mengingatkan: “Orang yang paling banyak mengingat kematian dan paling siap menghadapinya, mereka itulah orang yang cerdas, mereka pergi dengan membawa kemuliaan dunia dan kehormatan akhirat’.” (HR Ibnu Majah).
Karena itulah, para pemimpin kita harus mendidik masyarakat agar menjadi orang cerdas, karena Pembukaan UUD 1945 mengamanahkan salah satu tugas negara adalah: “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Bangsa kita harus cerdas. Lalu, apa artinya orang yang cerdas?
Makna cerdas yang sebenarnya bukan hanya pintar dan menguasai banyak ilmu. Tetapi, yang lebih penting, ia menggunakan ilmunya untuk kebaikan dalam rangka menghimpun bekal untuk kehidupan akhirat.
Demikianlah beberapa butiran mutiara hikmah dari Kitab Gurindam 12, karya Raja Ali Haji.
Saya berharap, para ulama dan umara di Kepulauan Riau benar-benar menghayati dan mengamalkan isi Kitab Gurindam 12. Sayang sekali, jika Gurindam 12 hanya jadi pajangan dan dianggap bagian dari warisan masa lalu tanpa makna.[]
Tanjungpinang, 31 Oktober 2022
Dr. Adian Husaini
(www.adianhusaini.id)