SOSOK

Lintasan Perjuangan KH Mas Abdurrahman

KH Irsyad Djuwaeli (Ketua Umum PB Mathlaul Anwar 1991-2010) dalam buku “NU vis a vis Negara: Pencarian Isi, Bentuk, dan Makna” menyatakan bahwa Mathlaul Anwar memiliki 15 juta kader yang tersebar di beberapa wilayah di Nusantara. Sungguh angka dan capaian yang signifikan bagi organisasi yang lahir dan besar di kampung.

Berdirinya Mathla’ul Anwar diharapkan dapat membawa ummat Islam dan bangsa Indonesia keluar dari alam gelap gulita ke jalan hidup yang terang benderang, sesuai ayat al-Qur’an, Yukhriju hum min al zhulumati ila al nur. Yukhriju hum min al zhulumati ila al nur adalah perjuangan Mathla’ul Anwar untuk mengangkat derajat manusia Indonesia agar tidak terkungkung penjajahan dan terpenjara kebodohan. Yukhriju hum min al zhulumati ila al nur yang menjadi perjuangan Mathla’ul Anwar adalah fragmen mencerdaskan kehidupan bangsa, berangkat dari ayat tersebut puluhan madrasah dan pondok pesantren yang berdiri pada sebelum kemerdekaan dan ribuan pada saat sekarang ini telah menjadikan Mathla’ul Anwar sebagai laboratorium insan terdidik.

Kini, Mathla’ul Anwar yang mempunyai ribuan lembaga pendidikan Islam telah melakukan pengembangan pemikiran Islam yang santun, moderat, menjunjung toleransi, dan berorientasi kebangsaan. Domain juang Mathla’ul Anwar adalah membina masyarakat, lokus Mathla’ul Anwar yakni mencetak sumber daya manusia yang berkualitas melalui pendidikan dan dakwah, sehingga Mathla’ul Anwar mampu menyiapkan individu yang Islami dan umat yang Pancasilais.

KH Mas Abdurrahman Pulang Keharibaan

Pada waktu itu keadaan fisik beliau sudah sangat menurun dan banyak sakit-sakitan, terutama beliau mempunyai penyakit yang telah lama dideritanya, yaitu penyakit encok dan jantung. Dengan demikian beliau harus membatasi diri dalam kegiatan-kegiatannya. Oleh karenannya beliau menetap di suatu tempat yaitu di Cikaliung (Saketi).

Pohon pisang akan mati ketika sudah berbuah, memberikan yang terbaik bagi kehidupan, daunnya bisa dijadikan payung ketika hujan dan bungkus-bungkus makanan, akar, batang, dan tentu buahnya memberikan manfaat bagi manusia. Sederhananya, ia akan terus hidup sampai berbuah dan mati memberikan manfaat.

“Tundalah kematian sebelum menjadi orang bermanfaat bagi agama, bangsa dan dirimu sendiri. Jadilah seperti pohon pisang, kendati ditebas berulang-ulang, tetap akan terus mengeluarkan tunasnya, setelah hasilkan buah, baru ia rela mati” demikian pesan KH Mas Jamal Al-Janakawi pada putranya yakni KH Mas Abdurrahman, kutipan tersebut dinamakan filosofi “pohon pisang”.

Filosofi “pohon pisang” yang menjadi pesan dari KH Mas Jamal Al-Janakawi diaktualisasikan secara konkret oleh KH Mas Abdurrahman berbentuk madrasah Mathla’ul Anwar. Seperti maknanya, MA telah menjadi tempat bagi terbitnya cahaya-cahaya berupa manusia yang terdidik moral dan spritualnya. Mathla’ul Anwar adalah salah satu buah legalitas pemikiran KH Mas Abdurrahman dari filosofi “pohon pisang”. Beliau menjadikan MA sebagai lokomotif pembawa gerbong pendidikan modern dan pemahaman KeIslaman.

Beliau telah berjasa dalam sumbangsih pemikiran keumatan dan kebangsaan. Ulama pejuang dan pemikir ini meninggal pada Rabu 27 Sya’ban 1363 Hijriyah (16 Agustus 1944 Masehi) dan dimakamkan di Komplek Perguruan Mathla’ul Anwar Cikaliung, Saketi.

Faiz Romzi Ahmad
Warga Mathla’ul Anwar

Laman sebelumnya 1 2 3 4 5
Back to top button