LAPORAN KHUSUS

Ma’had Al-Zaytun, NII KW IX dan Intelijen, Apa Hubungannya?

Dana sebesar itu diperoleh para anggota mereka dengan berbagai cara, mulai dari menipu orang tua, menggelapkan uang SPP/biaya sekolah, mencuri uang kotak masjid, meminta-minta di depan ATM dan mall-mall, hingga membentuk yayasan-yayasan sosial, seperti Yayasan Dulur Salembur dan Yayasan Rahmatan Lil Alamin di Jakarta Timur, Yayasan Cahaya Alam di Bekasi, Yayasan Fikri Akbar di Malang Jawa Timur dan sebagainya.

Karena itu tak heran jika dikabarkan bahwa ASPG dengan nama Abu Maariq memiliki simpanan ratusan miliar di Bank Century. Apalagi ASPG juga diketahui dekat dengan pemilik Bank Century, Robert Tantular.

“Dana obligasi sebagai dana awal pembangunan Al Zaytun sebesar Rp250 miliar didepositokan ke Bank Century pada tahun 1992, waktu itu masih CIC. Pak Panji memang dekat dengan Robert Tantular pemilik Bank Century,” ujar mantan Menteri Peningkatan Produksi NII KW IX tahun 1997-2003, Imam Supriyanto, Senin (2/5/2011).

Bahkan menurut Supriyanto, ASPG sering mendapat hadiah dari Robert Tantular, seperti mobil Mercedez Benz, Baleno, dan banyak kepingan emas.

Sengaja Dipelihara?

Ketua MUI KH Amidhan menilai pemerintah tak memiliki keseriusan dalam mengatasi masalah NII.

“Setelah ada penculikan atau pencucian otak, setelah ada warga yang melapor kehilangan baru dicari, padahal itu kan ada peran intelijen, intelijen pasti tahu, tak mungkin tidak terdeteksi,” ujarnya.

Dugaan serupa juga muncul dari Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin. Ia mensinyalir ada sikap pembelaan, pembiaran, bahkan pemeliharaan dari pejabat atau mantan pejabat tinggi negara terhadap NII.

“Si pejabat atau mantan pejabat itu sering datang ke acara-acara yang diindikasikan diadakan NII. Tapi kami tidak bisa menyebut satu per satu mantan pejabat itu,” kata Din dalam keterangan pers di PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (29/4/2011).

Menurut Juru Bicara Front Pembela Islam (FPI) Munarman, sejak awal NII memang sengaja dipelihara. Tujuannya, kata dia, agar masyarakat menjadi anti negara Islam.

“Negara memanfaatkan isu untuk melakukan black propaganda. Mestinya masyarakat tahu bahwa ini bagian dari upaya pembusukan Islam,” kata Munarman.

Ala kulli hal, sejatinya NII bukanlah ancaman bagi NKRI, karena NII diproduksi intelijen untuk mendiskreditkan Islam dan perjuangan umat Islam. NII justru dipelihara intelijen untuk kepentingan penguasa. Isu NII juga menjadi santapan lezat musuh-musuh Islam yang tidak rela dengan perjuangan penegakan syariah Islam. Wallahu a’lam bisshawab. []

(shodiq ramadhan, dari berbagai sumber)

Catatan:
Artikel ini diedit dari tulisan berjudul “NII Tak Mengancam NKRI” yang pernah dimuat di Tabloid Suara Islam edisi 112, Mei 2011.

Laman sebelumnya 1 2 3 4 5

Artikel Terkait

Back to top button