Makna Qital dalam Al-Qur’an (2)
Kemenangan yang diraih seorang Muslim bukanlah tawanan, harta rampasan dan lain-lain, tapi kemenangan utama seorang Muslim dalam peperangan adalah bila musuh-musuhnya dengan kesadaran sendiri –tanpa paksaan- masuk Islam. Bila seorang Muslim berjuang sesuai dengan khithah perjuangan Rasulullah Saw, maka Allah pasti memberi kemenangan yang terbaik padanya.
Khithah perjuangan Rasulullah inilah yang banyak kaum Muslim tidak sadari. Misalnya bagaimana Rasul selama 13 tahun di Mekkah berjuang tanpa kekerasan, berjuang tanpa menyerukan perlawanan fisik. Padahal saat itu ada sahabat yang terbunuh dan disiksa. Ada beberapa sahabat yang ‘berkelahi kecil-kecilan’. Tapi mereka secara umum menuruti strategi Rasul yang jitu ini.
Kemenangan diberikan Allah ketika Rasul dalam ‘puncak penderitaan’. Yaitu ketika beliau mau dibunuh oleh pemuda-pemuda pilihan suku Arab. Di malam itu kemudian Rasul menyelinap pergi menuju Madinah. Sementara temat tidurnya digantikan oleh Ali bin Abi Thalib. Rasul ditolong Allah setelah 13 tahun tak kenal lelah berdakwah dan harus berjalan lebih dari 400 kilometer dari Mekkah ke Madinah. Memang dalam kehidupan ini seringkali bila kita dalam puncak kesulitan, pertolongan Allah itu datang. Mungkin Allah ingin mengetahui sejauh mana keseriusan hamba duratalam meminta tolong kepadaNya.
Dalam surat al Insyirah diungkapkan tentang dua kesulitan dan dua kemudahan. Surat ini juga mengandung hikmah bahwa seorang Muslim harus selalu optimis dalam hidupnya. Apapun kesulitan di dunia ini yang dihadapi, suatu saat akan datang pertolongan Allah yang hebat.
“Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan. Apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan kepada Tuhanmu kamu berharap.” (al Insyirah 5-8). [BERSAMBUNG]
Nuim Hidayat, Penulis Agar Batu Bata Menjadi Rumah yang Indah