OASE

Makna Sebuah Kepemimpinan

Rasulullah Saw bersabda,

سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتُ ، يُصَدَّقُ فِيْهَا الْكَاذِبُ، وَيُكَذِّبُ فِيْهَا الصَّادِقُ، وَيُؤْتَمَنُ فِيْهَا الْخَائِنُ، وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ، وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ قِيْلَ: وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ؟ قَالَ: الرَّجُلُ التَّافِهُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ قَالَ: السَّفِيْهُ يَتَكَلَّمُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ

“Akan datang kepada manusia tahun-tahun penipuan, di saat itu orang yang berdusta dianggap jujur dan orang yang jujur dianggap berdusta, orang yang berkhianat dipercaya dan orang yang jujur dikhianati, serta ruwaibidhah berbicara.” Beliau bertanya, “Apa itu ruwaibidhah?” Beliau menjawab, “Orang bodoh yang berbicara tentang urusan rakyat.” Redaksi lain menyebut, “Orang yang lemah akalnya berbicara tentang masalah orang-orang kebanyakan.” (HR Ahmad, Al-Hakim dan Ibnu Majah ).

Karena itu harus diperhatikan banyak hal terkait kepemimpinan ini, agar makna kepemimpinan tercapai, antara lain:

Pertama: Makna kepemimpinan adalah mencintai rakyatnya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. Sabda Rasulullah Saw:

خِيَارُ أَئِمَّتِكُمْ الَّذينَ تُحِبُّونهُم ويُحبُّونكُم، وتُصَلُّونَ علَيْهِم ويُصَلُّونَ علَيْكُمْ
وشِرَارُ أَئمَّتِكُم الَّذينَ تُبْغِضُونَهُم ويُبْغِضُونَكُمْ، وتَلْعَنُونَهُمْ وَيَلْعَنُونَكُمْ

“Sebaik-baik pejabat negara kalian adalah mereka yang kalian cintai dan mereka pun mencintai kalian. Mereka mendoakan kalian dan kalian pun mendoakan mereka. Seburuk-buruk pejabat negara kalian adalah mereka yang kalian benci dan mereka membenci kalian. Kalian melaknat mereka dan mereka juga melaknat kalian.” (HR Muslim).

Sehingga seorang pemimpin tidak akan menyalahkan rakyatnya dalam segala urusan namun akan membantu rakyatnya dalam segala urusan hingga kehidupan rakyatnya menjadi penuh keberkahan. Sebab tolak ukur keberhasilan kepemimpinan adalah terurusnya dengan sepenuh cinta seluruh kebutuhan rakyatnya dengan sempurna.

Kedua: Makna memimpin adalah menegakan keadilan dan menghapus kedzoliman, sebagaimana yang dikatakan oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq ra saat terpilih sebagai pemimpin, beliau berkata:

َمَّابَعْدُ أَيُّهَا النَّاسُ فَاِنِّيْ قَدْ وُلَّيْتُ عَلَيْكُمْ وَلَسْتُ بِخَيْرِكُمْ فَإِنْ أَحْسَنْتُ فَأَعِيْنُوْنِيْ وَإِنْ أَسَأْتُ فَقَوِّمُوْنِيْ. الصِّدْقُ أَمَانَةٌ وَالْكَذِبُ خِيَانَةٌ وَالضَّعِيْفُ مِنْكُمْ قَوِيٌّ عِنْدِيْ حَتَّى أُزِيْحَ عِلَّتَهُ إِنْ شَاءَ اللهُ وَالْقَوِيُّ فِيْكُمْ ضَعَيْفٌ حَتَّى آخُذَ الْحَقَّ إِنْ شَاءَ اللهَ لاَ يَدَعُ قَوْمٌ الْجِهَادَ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ إِلاَّ ضَرَبَهُمُ اللهُ بِالذُّلِّ وَلاَ يُشِيْعُ قَوْمٌ قَطَّ الْفَاحِشَة َإِلاَّ عَمَّهُمُ اللهُ بِالْبَلاَءِ أَطِيْعُوْنِيْ مَا أَطَعْتُ اللهُ وَرَسُوْلَهُ فَإِذَا عَصَيْتُ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَلاَ طَاعََ لِيْ عَليَْكُمْ قُوْمُوْا إِلَى صَلاَتِكُمْ يَرْحَمُكُمُ اللهُ

“Wahai manusia! Aku telah diangkat untuk mengendalikan urusanmu, padahal aku bukanlah orang yang terbaik di antaramu. Maka jikalau aku dapat menunaikan tugasku dengan baik, bantulah (ikutlah) aku, tetapi jika aku berlaku salah, maka luruskanlah! Orang yang kamu anggap kuat, aku pandang lemah sampai aku dapat mengambil hak dari padanya. Sedangkan orang yang kamu lihat lemah, aku pandang kuat sampai aku dapat mengembalikan haknya kepadanya. Maka hendakklah kamu taat kepadaku selama aku taat kepada Allah dan Rasul-Nya, namun bila mana aku tiada mematuhi Allah dan Rasul-Nya, kamu tidak perlu mematuhiku. Berdirilah (untuk) shalat, semoga rahmat Allah meliputi kamu.”

Karenanya, tergambar jelas makna kepemimpinan adalah dalam rangka menerapkan seluruh hukum syariat oleh seorang pemimpin, sebab hanya hukum syariat Islam kaffah saja yang mampu merealisasikan makna kepemimpinan yang diberkati, yang akan mampu mewujudkan pemimpin yang dicintai oleh seluruh rakyatnya, dan pemimpin yang mencintai seluruh rakyatnya. sebagaimana yang disampaikan dalam pidato Abu Bakar Ash-Shiddiq ra saat terpilih sebagai pemimpin. Wallahua’lam.[]

Ayu Mela Yulianti, S.Pt., Pegiat Literasi dan Pemerhati Kebijakan Publik

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button