LAPORAN KHUSUS

Masjid Amir Hamzah: Dibongkar Jokowi, Dibangun Djarot, Hingga Direvitalisasi Anies

Anggota Majelis Taklim Amir Hamzah mengaku bersyukur atas pembangunan kembali Masjid, tetapi mereka tak bisa menyembunyikan rasa kecewa yang mendalam.

Alasannya, Pemprov DKI Jakarta di bawah Gubernur Djarot yang saat itu tinggal menunggu hari untuk lengser terlalu memaksakan diri membangun kembali masjid yang hanya berukuran 8×8 meter. Di Indonesia, bangunan seluas itu untuk ibadah lazimnya disebut Musholla atau Langgar, bukan Masjid.

Proses pembangunan masjid ini pun dikebut. Kurang dari dua bulan. Target awalnya pada 15 Oktober, sehari sebelum pelantikan Gubernur-Wagub baru Anies-Sandi, masjid ini harus jadi dan siap diresmikan. Bahkan kemudian malah dimajukan, 11 Oktober sudah harus jadi.

Padahal, pada Sabtu sore 7 Oktober 2017, saat Suara Islam Online bersama anggota Majelis Taklim Amir Hamzah menyambangi lokasi, proses pembangunan masih berjalan sekitar 60 persen. “Ini dibangun hanya untuk memenuhi target,” kata dosen tetap IKJ Tri Aru Wiratno kala itu.

Majelis Taklim Amir Hamzah saat melihat pembangunan Masjid di era Djarot, 7 Oktober 2017. “Masjid kok imut?”

Menurut Aru, ukuran masjid seperti itu menyerupai kantin. Bahkan ada salah satu anggota Majelis Taklim yang nyeletuk, “Ini masjid apa villa, kok imut?.”

Bangunan Masjid Amin Hamzah berukuran 8×8 meter yang dibangun di era Djarot. Mirip pendopo?

Penyair dan dramawan kondang Jose Rizal Manua juga mengatakan, bangunan itu memang itu bukan masjid. Lebih tepat disebut pendopo. Maka itu, seharusnya difungsikan sebagai pendopo untuk tempat latihan berbagai kegiatan kesenian, ada teater, tari, film, dan lainnya. Sehingga alat musiknya terdengar ke luar lingkungan TIM yang memberi kesan dan nuansa tempat atau gedung kesenian.

Direvitalisasi Anies

Meski sudah jadi, jemaah masjid tak bisa menyembunyikan rasa kecewa mereka atas bangunan ‘karya’ Gubernur Djarot itu. Meski konon di dalam masjid sudah ada prasasti peresmian masjid yang ditandatangani Djarot, namun sejumlah relawan akhirnya menjalin komunikasi dengan calon pemimpin Jakarta yang saat itu memenangkan Pilkada, Anies-Sandi.

Relawan Forum Sandi Uno (FSU) Bersama menilai bangunan itu lebih pantas disebut pendopo. Selain bentuk bangunan yang sama sekali tidak memperlihatkan sebuah masjid, letaknya pun di lahan yang tidak strategis.

FSU Bersama lalu melakukan komunikasi dengan Wagub DKI Jakarta yang baru, Sandiaga Uno. Hingga kemudian terbentuklah panitia untuk mengawal pembangunan kembali masjid tersebut.

Laman sebelumnya 1 2 3 4Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button