OASE

Masjid dan Peradaban Umat Islam

Namun bila diteliti secara detail pasti berbeda. Masjid di menaranya ada toa speaker dan ada pula simbol bulan, bulan bintang, atau kalimat Allah. Ini berbeda dengan menara gereja yang menggunakan salib.

Selain itu ada perbedaan prinsip dalam peradaban fisik bangunan masjid dengan tempat ibadah lainnya. Ini termasuk sebagai ke khasan atau kelebihan kelebihan masjid sebagai baitullah (rumah Allah).

Kesatu, masjid menghadap kiblat. Seluruh masjid di dunia menghadap arah Ka’bah Masjidil Haram, Mekkah Al Mukaromah.

Umat Islam saat beribadah sholat di masjid secara sendiri atau berjamaah dan dimanapun, harus menghadap ke arah kiblat. Ini bukan berarti mereka menyembah Ka’bah, yang dibuat dari batu. Yang disembah adalah Allah, hanya arah menghadap Nya semua sama, tidak berbeda, seperti cara dan tempat ibadah ummat beragama lain.

Menghadap kiblat ini membuat masjid membangun mihrab, sebagai tempat imam memimpin shalat., berkhutbah dan memberi pengajian. Semua

Kedua, masjid memiliki tempat berwudhu. Karena itu adanya masjid telah melahirkan peradaban bangunan tempat wudhu.

Tempat ini tidak ada di rumah ibadah lainnya, kecuali toilet/WC. Adanya tempat wudhu ini melahirkan pula arsitektur dan desain bangunan fisik masjid yang berbeda. Inipun bergantung dari keberadaan tanah masjid. Bila tanahnya luas, maka tempat wudhu bisa dibangun terpisah dari masjid. Sebab.

Tempat wudhu itu untuk bersuci dan bersih bersih dari najis. Menyucikan diri dengan berwudhu merupakan syarat sah tidaknya ibadah shalat. Ini peradaban Islam yang lain lagi. Karena dalam berwudhu harus tersedia air, maka peradaban bangunan fisik masjid bertambah lagi. Bagaimana supaya air wudhu tersedia dan cukup untuk jamaah yang memanfaatkannya.

Ini melahirkan peradaban berkaitan dengan penataan dan penyediaan air, termasuk perlengkapan dan teknologi yang mendukungnya. Selain itu tempat wudhunya pun harus tetap terpelihara kebersihan dan perlengkapannya.

Ketiga, ruang ibadah yang bersih suci, termasuk perlengkapannya. Ruang ibadah sholat, itikaf, zikir dan doa di dalam masjid harus bersih dan suci, termasuk perlengkapan yang dipakainya. Jika tidak dalam keadaan suci, maka akan merusak ibadah yang diamalkannya. Karena itu bagi yang beribadahpun harus dalam keadaan suci dan telah bersuci.

Peradaban masjid ini juga tidak ada dalam tempat ibadah lainnya. Suci dan bersihnya ruang ibadah masjid bukan hanya dari najis dan kotoran, termasuk dari bau busuk jamaahnya. Apakah akibat makan jengkol, petai, bawang merah, putih, rokok, minuman keras?

Selain itu bersih dari benda benda dan gambar gambar yang mengandung syirik, mengganggu ke khusyuan dan mengurangi nilai ibadah. Wewangian dan parfum termasuk yang menambah harum ruangan ibadah masjid. Ini justru diperlukan untuk menambah betah dan dekatnya jamaah dalam masjid dengan Allah.

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button