Melepas Perlindungan Kafir Demi Menjaga Iman

Pemimpin Mesir masih berkeras hati untuk tak membuka pintu perbatasan Rafah. Terus dan terus memblokir masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza. Walaupun sudah ribuan aktivis kemanusiaan global march to Gaza dari puluhan negara bergerak memadati perbatasan Rafah. Teriakan dan tangisan empati aktivis kemanusiaan pada Gaza belum jua mampu mengetuk hati pemimpin Mesir untuk menolong saudara muslim Palestina.
Negara-negara Arab di sekitar Palestina pun setali tiga uang. Pemimpin negara-negara tersebut masih bisu lisannya dan lumpuh tangannya menolong Palestina. Di sisi lain ramah lisan dan terbuka tangan mereka menyambut Trump Presiden sekutu sejati Israel berkunjung ke negaranya. Bahkan Trump mendulang ratusan miliyar dolar dari kunjungan tersebut, yang dugaan kuat akan diberikan pada Israel dalam membantai saudara muslim mereka di Palestina. Miris.
Aktivis kemanusiaan non muslim berani mengatakan bahwa pemimpin Mesir dan negara-negara Arab tersebut dalam kendali tuannya Amerika Serikat (AS). Tak berani membangkang pada tuannya (AS). Tak berani melepaskan diri dari tuannya (AS) Karena kekuasaan mereka adalah pemberian dari tuannya (AS). Muslim yang punya iman harusnya lebih berani lagi menyatakan demikian. Keimanan tak akan membiarkan kaum muslim Palestina digenosida oleh Israel. Keimanan tak akan merelakan pemimpin-pemimpin negeri muslim berkhianat pada Islam dan kaum muslim.
Jika memiliki iman, harusnya para pemimpin negara Arab tersebut mencontoh para shahabat Rasululllah Saw dalam melepaskan perlindungan dari orang kafir demi menjaga keimanan. Ya ujian iman yang dialami para shahabat as ssabiiqunal awwalun sungguhlah berat. Tak henti-hentinya mereka mendapatkan penyiksaan dari kafir Quraisy agar kembali ke agama nenek moyang. Bahkan nyawa pun lepas dari raga demi menjaga keimanan.
Tak hanya shahabat Rasulullah Saw dari kalangan lemah seperti budak yang mendapatkan siksaan kafir Quraisy. Sekelas Abu Bakar ra dan Usman bin Maz’un ra yang mempunyai kedudukan tak lepas dari gangguan kafir Quraisy. Yang menakjubkan Abu Bakar ra dan Usman bin Maz’un ra menunjukkan ketinggian iman dengan melepaskan perlindungan orang kafir.
Abu Bakar ra Melepaskan Perlindungan Ibnu Daghanah
Aisyah ra putri Abu Bakar menceritakan bahwa ayahnya Abu Bakar ash Shiddiq pernah ingin meninggalkan Mekkah karena tak tahan dengan perlakuan orang Quraisy kepadanya. Dalam perjalanan Abu Bakar bertemu dengan Ibnu Daghanah. Dia memiliki hubungan baik dengan Abu Bakar karena saudara Bani Al-Harits bin Bakr bin Abdu Manat bin Kinanah. Dia termasuk toloh kafir Quraisy terkemuka. Lalu Ibnu Daghanah pun memberi perlindungan pada Abu Bakar atas keislamannya. Sejak itu kafir Quraisy tak berani lagi menganggunya.
Abu Bakar membuat tempat ibadah di depan rumahnya sehingga orang-orang Quraisy sering melihat Beliau ra menangis meneteskan air mata ketika membaca ayat-ayat al Quran. Karena sebenarnya Beliau ra berhati lembut mudah tersentuh dengan al Quran. Kafir Quraisy ini takut kalau anak dan istri mereka terpengaruh dan mengikutinya. Sehingga kafir Quraisy meminta Ibnu Daghanah untuk memperingatkan Abu Bakar agar beribadah hanya di dalam rumah saja.
Kemudian Ibnu Daghanah menyampaikan hal tersebut pada Abu Bakar. Tentu saja Abu Bakar menolak tegas karena hal tersebut berarti mengatur dan menghalangi ibadah serta dakwahnya. Beliau ra tak ragu meminta agar dilepaskan saja perlindungan untuk dirinya. Abu Bakar hanya ingin bersandar pada perlindungan Allah SWT saja. Abu Bakar rela melepaskan perlindungan Ibnu Daghanah demi menjaga keimanan, ibadah dan dakwahnya pada Allah SWT.
Usman bin Maz’un ra Melepaskan Perlindungan Walid Bin Mughirah
Para pembesar Quraisy semakin membabi buta dalam menyiksa para shahabat. Perintah Allah SWT datang pada Rasulullah Saw agar kaum muslim berhijrah ke Habasyah yang aman bagi keimanan. Usman bin Maz’un dan keluarganya termasuk shahabat yang memilih untuk berhijrah.
Setelah lama tinggal di Habasyah mereka rindu Rasulullah Saw dan kampung halamannya. Suatu hari mereka mendengar selentingan kabar kalau orang-orang Quraisy sudah menerima dakwah Rasulullah Saw. Sehingga banyak yang kembali ke Mekkah. Tapi setelah sampai di Mekah mereka mendapatkan penyiksaan lagi. Ternyata yang mereka dengar adalah hoax.
Usman bin Maz’un juga kembali ke Mekah tapi tak mendapatkan penyiksaan seperti shahabat lainnya. Karena dia mendapatkan perlindungan dari pamannya Walid bin Mughirah, tokoh terkemuka kafir Quraisy. Tapi Usman bin Maz’un tak tenang hatinya. Dirinya gelisah karena shahabatnya banyak yang disiksa. Dia pun ingin merasakan apa yang dirasakan shahabatnya.
Ia berani meminta pamannya untuk melepaskan perlindungan untuk dirinya. Setelah terlepas perlindungan pamannya Usman bin Mazun menjadi sasaran siksaan kafir Quraisy. Pukulan demi pukulan ia rasakan hingga matanya bengkak. Tapi Usman bin Maz’un menikmatinya karena hanya bersandar pada Allah SWT semata.
Begitulah gambaran para shahabat yang berani melepaskan perlindungan orang kafir demi keimanan dan dakwah. Mereka bersandar dan konsisten memegang agama Allah. Karena Allah adalah sebaik-baiknya pelindung dan penjaga. Bagi yang punya iman perlindungan orang kafir bak sarang laba-laba. Wallahu a’lam bish-shawab.
Ismawati