SUARA PEMBACA

Membangun Sistem Ekonomi Antikrisis

Amerika Serikat tengah menghadapi krisis. Penyebabnya adalah inflasi yang sangat tinggi. Angka inflasi yang mencapai 9,1% dikatakan merupakan yang terburuk dalam 40 tahun terakhir. Akibatnya, harga berbagai kebutuhan pokok naik sangat tinggi.

Pandemi covid-19 ditengarai sebagai penyebab awal terjadinya inflasi. Namun, permintaan tinggi akibat pengeluaran besar-besaran untuk melindungi rumah tangga serta bisnis akibat pandemi ditengarai sebagai penyebab utama. Pengeluaran sebesar 5 triliun USD itu membuat tingkat inflasi yang sangat parah. (kontan.co.id, 14/6/2022)

Inflasi ternyata juga melanda Singapura. Angka inflasi di Negeri Singa yang mencapai 6,7% itu dikabarkan terburuk sejak September 2008. (inilah.com, 25/7/2022)

Rapuhnya Sistem Ekonomi Kapitalis

Ketika Adam Smith menerbitkan bukunya “The Wealth of Nations” pada 1776, Smith berhasil meyakinkan dunia dengan teori-teorinya. Ia mengatakan bahwa dengan teori ekonomi miliknya akan tercipta tatanan ekonomi yang menyejahterakan seluruh lapisan masyarakat. Hal itu dapat diwujudkan melalui mekanisme pasar bebas.

Teori yang dikenal dengan nama liberalisme dan kapitalisme itu pun berhasil diterapkan oleh negara-negara Barat. Selama sekitar 150 tahun, terjadi pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi di negara-negara itu. Harga-harga pun relatif stabil.

Namun, pada 1930, terjadi malapetaka yang hebat. Pertumbuhan ekonomi berhenti. Pengangguran terjadi di mana-mana. Saat itu, muncullah John Maynard Keynes. Ia pun menyampaikan pendapatnya agar negara turut campur untuk menyelamatkan perekonomian.

Sayangnya, resep itu tidak benar-benar mampu menyelesaikan masalah. Inflasi justru semakin meluas. Para pendukung teori Adam Smith menganggap bahwa hal ini disebabkan oleh campur tangan yang terlalu besar dari negara. Karena itu, mereka yang dijuluki sebagai kelompok neo-liberalisme ini pun berusaha agar negara tidak lagi turut campur.

Terus berulangnya krisis ini menunjukkan bahwa persoalannya bukan sebatas ada atau tidaknya, serta besar atau kecilnya campur tangan negara. Namun, hal ini disebabkan oleh cacat bawaan yang melekat pada kapitalisme sejak kelahirannya. Inilah yang menjadi faktor penyebab kerapuhan sistem ini.

Faktor-faktor itu adalah, pertama, sistem ekonomi kapitalis berbasis pada moneter. Keuntungan ekonomi diperoleh dari investasi spekulatif melalui sektor nonriil. Sistem ini meniscayakan bunga atau riba. Hal ini berpotensi meruntuhkan sistem keuangan secara keseluruhan. Sebab, akan terjadi gagal bayar (default)pada kredit perbankan atau pun obligasi.

Kedua, sistem ekonomi kapitalis berbasis pada uang kertas (fiat money). Uang kertas merupakan uang yang diakui oleh negara, tetapi tidak ditopang dengan logam mulia seperti emas dan perak.

1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button