Mengapa Kulkas Disertifikasi Halal?
ABS memiliki kemampuan termoformabilitas yang sangat baik, tetapi juga memiliki biaya yang relatif tinggi; oleh karena itu, HIPS, yang lebih dipilih dan cocok untuk menghasilkan barang-barang berbentuk kompleks dan bagian-bagian yang sangat detail, saat ini merupakan polimer yang paling banyak digunakan untuk pelapis lemari es.
Kelemahan utama HIPS adalah ketahanan yang relatif rendah terhadap agresi kimia oleh deterjen dan minyak. Dibandingkan dengan HIPS, PP menyajikan biaya yang lebih rendah dan ketahanan kimia yang lebih baik untuk makanan umum seperti minyak sayur. Oleh karena itu, upaya thermoform PP untuk pelapis lemari es telah diuji secara ekstensif.
Tetapi, waktu siklus pemrosesan untuk mendapatkan lapisan dalam lemari es atau freezer (yaitu waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi lapisan dalam atau food liner lemari es atau freezer) menggunakan PP jauh lebih lama dibandingkan dengan menggunakan HIPS, karena energi pemanasan yang lebih tinggi yang dibutuhkan untuk membawa bahan ke suhu pembentukan sehingga dibutuhkan waktu yang lama untuk proses pendinginan. Singkatnya, thermoforming bahan PP tetap sangat sulit dan di lapangan belum diketahui metode yang sesuai yang memungkinkan secara efektif menggantikan bahan yang dikenal seperti HIPS dan ABS dalam pembuatan lapisan dalam lemari es dengan thermoforming.
Walaupun demikian, bahan berbasis polipropilena untuk pelapis plastik thermoforming (pelapis kabinet dan pelapis pintu) untuk peranti lemari es mulai dikembangkan. Bahan tersebut pada dasarnya terdiri dari kopolimer polipropilena (yaitu, kopolimer propilena-etilena, lebih disukai terdiri dari polipropilena sebagai komponen utama, yaitu memiliki setidaknya 50% b/b unit propilena), secara opsional ditambah dengan bahan pengisi (misalnya bedak atau kalsium karbonat, tanah liat atau kaolin); dan setidaknya satu polimer yang memiliki setidaknya bagian kristal, seperti PE (khususnya HDPE). Kopolimer propilena-etilena secara opsional ditambahkan dengan satu atau lebih pengisi, khususnya pengisi mineral yang memiliki struktur pipih atau fibrolamelar, misalnya talk, atau pengisi granular seperti kalsium karbonat.
Oleh karena itu, bahan campuran dari penemuan ini memiliki suatu bagian polimer (yaitu fraksi resin, termasuk kopolimer PP dan setiap polimer lainnya) dan mungkin suatu bagian pengisi/aditif (terdiri dari satu atau lebih pengisi tertentu, misalnya satu atau lebih bedak, kaolin tanah liat, kalsium karbonat, dan mungkin aditif lain seperti penggunaan surfaktan.
Memadukan kopolimer etilena-propilena dengan sejumlah salah satu polimer lain yang disebutkan di atas, meningkatkan termoformabilitas polipropilena, menghasilkan ketahanan lentur yang lebih baik dan meningkatkan sifat mekanik pada suhu pembentukan. Selanjutnya, sifat material yang ditingkatkan pada suhu rendah (dampak yang lebih baik dan kerapuhan yang berkurang) juga tercapai, yang merupakan fitur menarik untuk lemari es dan freezer.
Berdasarkan zat tambahan dan juga food liner yang telah dijelaskan maka kulkas atau lemari es berpotensi menggunakan bahan-bahan yang kritis dari aspek kehalalan sehingga perlu untuk disertifikasi halal. Perlu diketahui juga bahwa tidak hanya food liner yang langsung kontak dengan makanan yang harus dicermati tetapi juga bahan lain seperti vitamin, zat anti-bakteri, zat anti-bau, dan zat aditif lainnya yang ditambahkan dalam piranti lemari es yang akan terbawa oleh refrigerant ke seluruh ruangan lemari es, sehingga memungkinkan dapat terjadi kontak dengan makanan dan minuman.
Dr. Sri Mulijani
Tenaga Ahli LPPOM MUI Dosen Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, IPB University; Staf Peneliti Pusat Kajian Sains Halal, IPB University.
sumber: halalmui.org