OASE

Menjadi Pemenang Ramadhan

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَقُولُوا۟ قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَٰلَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar. Niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh dia menang dengan kemenangan yang agung.” (Surat Al-Ahzab ayar 70-71)

Beberapa hari lagi kita akan kedatangan tamu agung yang bernama Ramadhan. Hanya orang-orang yang bertakwa saja yang akan bersiap-siaga menyambutnya. Untuk menjadi orang yang paling beruntung di bulan yang mulia ini maka bertakwalah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena tidak ada bekal yang paling tepat untuk dapat menjadi orang yang mendapatkan rahmat, ampunan, dan pembebasan dari api neraka meskipun kita masih hidup di dunia – yang merupakan target pencapaian di bulan ini, selain takwa. Hanya orang yang bertakwalah yang akan terpanggil untuk menyambut seruan ini.

Orang-orang yang berpikir jauh dan visioner untuk menjadi pemenang, tidak hanya akan menargetkan kemenangan di dunia ini; melainkan juga sampai pada kehidupan yang kekal abadi di akhirat nanti. Disanalah ditentukan, siapa pemenang yang sesungguhnya, siapa yang paling mulia sesungguhnya, dan siapakah orang yang paling beruntung sesungguhnya.

Oleh karena itu, mari kita ingatkan diri kita sendiri agar tidak lalai di bulan Syaban. Karena di bulan inilah, kita akan melanjutkan pemetaan yang telah digelar semenjak Rajab untuk menentukan mana jalan yang akan kita tempuh untuk bisa menjadi pemenang di bulan Ramadhan. Para pemenang sesungguhnya adalah mereka yang memiliki planning dan memiliki skala prioritas di bulan Syaban menuju Ramadhan.

Ada dua agenda prioritas yang disepakati oleh para ulama yaitu puasa, sampai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam terlihat banyak sekali berpuasa di bulan ini.

Hadits dari Aisyah ra yang mengatakan, “Rasulullah Saw sering berpuasa hingga kami mengira bahwa beliau akan puasa seterusnya. Dan, beliau sering berbuka (tidak puasa) sehingga kami mengira beliau tidak puasa terus-menerus. Dan, aku tidak pernah melihat beliau berpuasa terus sebulan penuh kecuali Ramadhan. Dan, aku juga tidak pernah melihat beliau puasa sunnah dalam sebulan yang lebih banyak daripada puasanya di bulan Syaban. Beliau berpuasa pada bulan Syaban hingga sisa harinya tinggal sedikit.” (Riwayat Muslim).

Puasa sunnah yang paling banyak dilakukan oleh Rasulullah adalah puasa yang dilakukan pada bulan Syaban. Sehingga Aisyah menggambarkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam terlihat seperti berpuasa sebulan penuh, tetapi ada waktu-waktu yang sedikit mmeperlihatkan bahwa Rasulullah saw berbuka. Ini semua untuk menjaga fokus menuju Ramadhan.

Yang kedua adalah amalan-amalan yang dilakukan selama bulan Ramadhan nanti, baik berupa qiyamul lail yang didalamnya kita mendirikan shalat malam, tilawah Alquran, dan zikir; maupun banyak bersedekah. Segala aktivitas ini membutuhkan pre-conditioning agar nantinya ketika Ramadhan datang, diri kita tidak kaget lagi menjalaninya.

Pemanasan

Pre-conditioning ini biasanya dilakukan oleh para atlet sebelum berlatih maupun berlomba. Gunanya agar tidak terjadi kram atau kekagetan tubuh manakala harus melakukan aktivitas olahraga yang sebenarnya. Biasanya berupa warming up atau pemanasan dan peregangan. Badan kita sebentar lagi akan berpuasa di bulan Ramadhan. Bila tidak dibiasakan untuk melakukan aktivitas berpuasa sebulan penuh dan berbagai aktivitas fisik selama bulan Ramadhan nanti, dikhawatirkan akan menimbulkan kondisi yang negatif bagi tubuh.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

BACA JUGA
Close
Back to top button