OASE

Cara Membersihkan Sifat Buruk Penyebab Neraka

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِنَّ الإنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا (١٩) إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا (٢٠) وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا (٢١)
إِلا الْمُصَلِّينَ (٢٢) الَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلاتِهِمْ دَائِمُونَ (٢٣) وَالَّذِينَ فِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ مَعْلُومٌ (٢٤) لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ (٢٥) وَالَّذِينَ يُصَدِّقُونَ بِيَوْمِ الدِّينِ (٢٦) وَالَّذِينَ هُمْ مِنْ عَذَابِ رَبِّهِمْ مُشْفِقُونَ (٢٧) إِنَّ عَذَابَ رَبِّهِمْ غَيْرُ مَأْمُونٍ (٢٨) وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ (٢٩) إِلا عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ (٣٠) فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاءَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْعَادُونَ (٣١)وَالَّذِينَ هُمْ لأمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ (٣٢) وَالَّذِينَ هُمْ بِشَهَادَاتِهِمْ قَائِمُونَ (٣٣) وَالَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلاتِهِمْ يُحَافِظُونَ (٣٤)أُولَئِكَ فِي جَنَّاتٍ مُكْرَمُونَ (٣٥)

“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya, dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta), dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan, dan orang-orang yang takut terhadap azab Tuhannya. Karena sesungguhnya azab Tuhan mereka tidak dapat orang merasa aman (dari kedatangannya).

Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak-budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.

Barangsiapa mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. Dan orang-orang yang memberikan kesaksiannya. Dan orang-orang yang memelihara shalatnya.” (Surat Al-Ma’arij ayat 19-34).

Dalam kehidupan ini pastilah kita banyak menemui masalah. Akan tetapi, bagaimana menyikapi permasalahan yang terjadi dan bagaimana seseorang menyelesaikannya, tentu bergantung pada diri orang itu sendiri.

Namun, pada dasarnya manusia diciptakan dalam keadaan suka mengeluh (haluu’an) dan kikir (manuu’an).

Ibnu Abas dalam tafsirnya, menjelaskan bahwa suka berkeluh kesah ini adalah karakter yang apabila ditimpa kesusahan ia mudah sekali mengeluh. Namun, apabila dia dikaruniai kebaikan maka dia akan pelit berbagi kebahagiaan.

Inilah mentalitas kita, sehingga masalah yang sebenarnya kecil menjadi besar bagi kita. Kenapa?

Karena, masalahnya terus menerus diulang dan diulang. Sehingga setiap detik kehidupan terasa gelap dan membuat orang lain juga tidak nyaman berdekatan. Jadilah masalah-masalah hidup kita tidak pernah selesai. Terutama, jazu’an (berkeluh kesah)-nya sangat terlihat bila sedang mendapat musibah dan manu’an (kikir)-nya terlihat ketika sedang mendapat rezeki.

Sehingga orang-orang seperti ini kelak akan mencapai keadaan sejelek-jelek karakter manusia. Yaitu, jika menginginkan sesuatu ia akan mengejarnya mati-matian menghalalkan segala cara dan disaat sudah mendapatkannya maka pelitnya luar biasa. Lalu ketika timbul masalah, ia akan mengeluh dan secara pengecut bersembunyi; melarikan diri dari masalah.

1 2 3 4 5Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button