AKHLAK

Mereka yang Tidak Takut dengan Pengawasan Allah

Salah satu tanda diantara tanda keimanan seorang muslim adalah keyakinan tentang zat Allah Ta’ala yang Maha Mengawasi atau yang disebut Ar Raqib, ini menunjukkan bahwa Dia mengawasi makhluk-Nya, mendengar apa yang mereka perbincangkan, melihat apa yang mereka lakukan, mengetahui gerak-gerik mereka, mengetahui apa yang terlintas dalam pikiran, dan apa yang tebersit dalam kalbu, serta mengetahui perpindahan perhatian mereka. Tidak terlewatkan sedikitpun dari urusan mereka, baik yang mereka katakan maupun yang mereka lakukan, bahkan yang belum terucap dan tersembunyi dibalik hatinya.

Allah Ta’ala, berfirman:

أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْأَرْضِ ۖ مَا يَكُونُ مِنْ نَّجْوٰى ثَلٰثَةٍ إِلَّا هُوَ رَابِعُهُمْ وَلَا خَمْسَةٍ إِلَّا هُوَ سَادِسُهُمْ وَلَآ أَدْنٰى مِنْ ذٰلِكَ وَلَآ أَكْثَرَ إِلَّا هُوَ مَعَهُمْ أَيْنَ مَا كَانُوا ۖ ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوا يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ

“Tidakkah engkau perhatikan, bahwa Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi? Tidak ada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dialah yang keempatnya. Dan tidak ada lima orang, melainkan Dialah yang keenamnya. Dan tidak ada yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia pasti ada bersama mereka di mana pun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari Kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Mujadilah 58: Ayat 7)

Al-Qurthubi mengatakan, “(Roqib) adalah salah satu dari sifat-sifat Dzat-Nya. Sifat ini kembali kepada ilmu, pendengaran, dan penglihatan-Nya. Sesungguhnya Allah Ta’ala mengawasi segala sesuatu dengan ilmu-Nya yang suci dari kelupaan. Dia mengawasi segala sesuatu yang dapat dilihat dengan pandangan-Nya yang tidak pernah kantuk ataupun tidur. Dia juga mengawasi segala sesuatu yang dapat didengar dengan pendengaran-Nya yang dapat menangkap segala gerakan dan ucapan. Allah Ta’ala mengawasi semuanya dengan sifat-sifat-Nya tersebut. Berada di bawah pengawasan-Nya segala yang inti dan yang rinci, serta segala yang tersembunyi di bumi dan langit. Tidak ada sesuatu yang tersembunyi dari-Nya. Bahkan, semua yang ada adalah sama, di bawah pengawasan-Nya yang merupakan sebagian dari sifat-Nya. (al-Kitabul Asna. Dinukil dari kitab Shifatullah karya Alwi bin Abdul Qadir, hlm. 131)

Ketika seseorang mengaku beriman dengan Islam yang benar maka sudah seharusnya imannya diletakan pada keyakinan tentang makna ArRoqib, Zat Allah Ta’ala Yang Maha Mengawasi. Perilaku seorang hamba akan selalu diawasi sangat melekat dan tidak ada yang tersembunyi untuk tidak diketahui walau itu selubang jarum, baik itu perbuatan baik bahkan perbuatan buruk sekalipun, semua tercatat rapih dihadapan Allah Ta’ala untuk kemudian kelak dipertanggung jawabkan di hari akhir.

Maka sungguh mustahil seorang mengaku beriman dan memiliki sejumlah predikat sebagai teladan umat maupun seorang pemimpin akan melakukan perbuatan tercela dan hina, seperti dusta, menipu, berkhianat, culas, licik, curang bahkan dengan sengaja berlaku zalim, maka semua itu terekam dan tercatat rapih tidak ada yang tersembunyi dari pengawasanNya.

Ketika keyakinan ini sudah hilang, maka sesungguhnya mereka sengaja menantang kekuasaan Zat Yang Maha Mengawasi, mereka sudah tidak menghiraukan lagi semua perbuatan tercela itu, dan sungguh ketika itu dengan sengaja berulang kali dilakukan maka saksikanlah bahwa mereka mengundang Azab yang akan menimpa pribadi dan keluarganya baik cepat atau lambat pasti menuainya.

Ingatlah nasehat Lukman kepada anaknya sebagaimana Allah Ta’ala, berfirman:

يٰبُنَىَّ إِنَّهَآ إِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِى صَخْرَةٍ أَوْ فِى السَّمٰوٰتِ أَوْ فِى الْأَرْضِ يَأْتِ بِهَا اللَّهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ

“(Luqman berkata), Wahai anakku! Sungguh, jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya (balasan). Sesungguhnya Allah Maha Halus, Maha Mengetahui.” (QS. Luqman 31: Ayat 16)

Imam ath-Thabari menyatakan ayat ini berisi pesan yang bermanfaat, yakni bahwa kezaliman atau kesalahan meski sekecil biji sawi akan Allah Ta’ala hadirkan (balasannya) pada Hari Kiamat saat Dia melakukan penimbangan keadilan. Balasan atas kebaikan adalah kebaikan. Balasan untuk kejahatan adalah keburukan (azab).

Kita berlindung kepada Allah Ta’ala dari semua perbuatan yang membuatNya tidak ridho karena iman kita meyaqini bahwa Allah Ta’ala adalah Zat Yang Maha Mengawasi.

Wallahu a’lam

Abu Miqdam
Komunitas Akhlaq Mulia

Artikel Terkait

Back to top button