AKIDAH

Bahaya Pemimpin yang Menyesatkan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah memperingatkan tentang kondisi ini dimana orang-orang Islam dewasa ini telah mengangkat pemimpin yang hanya tahu kulit luar Islam, tetapi tidak mengerti praktek dan inti Islam. Mereka tidak mempelajari syariat, Al qur’an atau Hadis. Mereka tidak tahu bagaimana mengambil keputusan hukum atau bagaimana menjelaskan tema-tema tertentu dalam Islam.

Mereka meletakkan tugas kepemimpinannya terhadap masyarakat muslim urutan kedua, persis seperti kerja sampingan atau hobi. Mereka memang dapat bertindak sebagai imam atau pemimpin shalat jika tidak ada orang lain yang lebih representatitf untuk melaksanakan tugas tersebut. Namun ketika orang-orang tersebut mengklaim sebagai qa’izh (ulama, penceramah atau pemberi nasehat) mereka berarti telah melampaui batas kewenangannya dan dapat membawa kerusakan serius pada masyarakat muslim.

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِنَّهَا سَتَأْتِي عَلَى النَّاسِ سِنُونَ خَدَّاعَةٌ يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ قِيلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ قَالَ السَّفِيهُ يَتَكَلَّمُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ

“Sesungguhnya akan datang kepada manusia tahun-tahun penuh tipu daya. Para pendusta dipercaya sedangkan orang jujur dianggap berdusta. Penghianat diberi amanah sedangkan orang yang amanat dituduh khianat. Dan pada saat itu, para Ruwaibidhah mulai angkat bicara. Ada yang bertanya, ‘Siapa itu Ruwaibidhah?’ Beliau menjawab, ‘Orang dungu yang berbicara tentang urusan orang banyak (umat).” (HR. Ahmad, Syaikh Ahmad Syakir dalam ta’liqnya terhadap Musnad Ahmad menyatakan isnadnya hasan dan matannya shahih. Syaikh Al-Albani juga menshahihkannya dalam al-Shahihah no. 1887)

Menurut Syaikh Yusuf al-Wabil dalam Yaum al-Qiyamah, kondisi seperti yang disebutkan di atas sudah terjadi di zaman sekarang. Dan dalam realita sekarang kita saksikan banyak pemimpin-pemimpin yang gemar membangun pencitraan sehingga banyak rakyat yang tertipu dengannya dan memujinya, “Alangkah hebatnya!, alangkah baiknya!, alangkah amanahnya!, alangkah bagus akhlaknya!,” dan pujian-pujian lainnya.

Padahal pemimpin-pemimpin tersebut adalah makhluk yang sangat durhaka kepada Tuhannya, minim pemahaman agama dan penerapannya. Bahkan, ia sebenarnya orang yang sangat tidak amanah dan suka berdusta. Tidak memikirkan rakyat kecil dan tidak menunaikan hak-hak mereka. Malah sebaliknya, ia gemar menumpuk kekayaan dan membangun istananya. Dan dosanya diperparah dengan memusuhi kaum muslimin yang istiqamah memegang agamanya dan berusaha menghancurkan Islam sampai akar-akarnya.

Keberadaan para pemimpin bejat dzalim lagi jahil seperti yang diberitakan di atas sangat dikhawatirkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,

إِنَّمَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي الْأَئِمَّةَ الْمُضِلِّينَ

“Sesungguhnya yang aku takutkan atas umatku adalah (berkuasanya) para pemimpin yang menyesatkan.” (HR. Abu Dawud, al-Tirmidzi, Ahmad, dan al-Darimi. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam al-Shahihah: 4/109, no. 1582, dalam Shahih al-Jami’, no. 1773 dan 2316)

Bahkan fitnah yang ditimbulkan karena pemimpin dzalim dan menyesatkan lebih menakutkan daripada fitnah Dajjal. Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu pernah bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ شَيْءٍ أَخْوَفُ عَلَى أُمَّتِكَ مِنْ الدَّجَّالِ قَالَ الْأَئِمَّةَ الْمُضِلِّينَ

“Wahai Rasulullah, apa yang lebih engkau takutkan atas umatmu daripada Dajjal. Beliau menjawab, “Para pemimpin yang mudhillin (menyesatkan)”.” (HR. Ahmad).

Wallahu a’lam

Abu Miqdam
Komunitas Akhlaq Mulia

Artikel Terkait

Back to top button