NUIM HIDAYAT

Merenungi Al-Qur’an (2)

Selain keyakinan kepada Allah, keyakinan adanya ghaib yang lain seperti Malaikat dan akhirat juga menjadikan seorang Muslim ingin berbuat terbaik di dunia ini. Keyakinan kepada Malaikat menjadikan seorang Muslim merasa terlindungi dari kejahatan Iblis dan setan. Keyakinan kepada akhirat menyebabkan seorang Muslim takut berbuat dosa (khususnya dosa besar), karena khawatir di akhirat akan menerima pembalasan. Rasulullah yang mulia berpesan dunia adalah tempat cocok tanam untuk akhirat.

Pesan ini menjadikan seorang Muslim ingin selalu berbuat baik atau terbaik di dunia. Mengajak kaum kafir untuk masuk Islam, bersedekah, menolong orang yang menderita/dizalimi dan sejenisnya adalah bekal untuk meraih pahala yang besar di akhirat.

Filsafat Islam tentang akhirat ini berbeda dengan filsafat Barat. Barat meragukan atau tidak percaya adanya akhirat. Sehingga dalam kehidupan ini mereka ingin mereguk sepuas-puasnya kenikmatan dunia dan tidak peduli bila orang lain atau masyarakat menderita karena kerakusannya. Lihatlah pemerintah Amerika yang merasa tidak berdosa setelah membunuh lebih dari satu juta kaum Muslim Irak. Pemerintah Yahudi Israel yang tenang-tenang saja meski telah membunuh ribuan kaum Muslim dan membuat menderita jutaan warga Palestina.

Mereka yang tidak percaya adanya akhirat akan banyak melakukan kerusakan di dunia. Mereka akan terjangkit penyakit egois, tamak dan lain-lain. Keyakinan kepada akhirat menjadikan seorang Muslim mempunyai sifat-sifat yang mulia, jujur, suka menolong orang lain, suka bersedekah, cinta ilmu dan lain-lain.

Maka Al-Qur’an menyatakan bahwa akhirat lebih utama dan kekal bagi manusia. Manusia yang orientasinya akhirat, maka ia tidak putus asa bila ia mengalami kegagalan di dunia. Ia selalu optimis melihat kehidupan di dunia ini. Bila ia mengalami penderitaan di dunia, ia yakin bahwa Allah akan memberikan kebahagiaan yang besar di akhirat nanti. Maka jangan heran para ulama/mujahid yang dipenjara atau dihukum mati, wajahnya tersenyum dihadapan penguasa zalim yang bengis kepadanya.

Lihatlah ketenangan Sayid Qutb dan kawan-kawannya menghadapi hukuman mati di Mesir. Lihatlah ketenangan Kartosuwiryo menghadapi hukuman tembak di tanah air. Lihatlah ketenangan Pangeran Diponegoro melawan tipuan dan kejahatan pasukan Belanda. Lihatlah ketenangan pasukan-pasukan Hamas menyambut kematian menghadapi pasukan Yahudi Israel.

Al-Qur’an berpesan, ”Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al-Qasas: 77). _Wallahu alimun hakim. [BERSAMBUNG]

Nuim Hidayat

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button