MAHASISWA

Muda Taat, Siapa Takut!

Kita memang benar, tapi minoritas secara kualitas. Tentu saja ini perlu menjadi perhatian. Betapa kejahatan dan laku amoral disumbangkan anak bangsa, tak sedikit oleh menciptakan milenial.

Lalu, apa yang harus dilakukan?

Tak lain, kembali merangkul mereka. Dekatkan pada mereka seperti apa Islam dan peradabannya yang telah menyumbangkan untuk dunia.

Kita punya tokoh besar Ibnu Khaldun, Farabi, Al-Khawarizmi, Ibu Sina dan lainnya patut jadi contoh. Ilmuwan harum nama sejarah dan dikenal dunia; wahai pemuda, kenapa harus malu?

Kalau ada pemuda Islam loyo dan hanyut dengan hingar-bingar peradaban yang tak sejalan dengan nilai Islam, rasanya aneh. Pendahulu kita, hebat-hebat. Berani menantang badai demi izzah Islam. Rela berjuang apa pun resikonya. Nah, benarkah?

Masa kita, hanya karena efek globalisasi tak punya pegangan, keyakinan luntur. Dunia hilang, akhirat melayang. Duh, gak keren banget!

Ayo, bangun kepercayaan diri. Perdalam agama dan luaskan wawasan keilmuan. Jadikan kemajuan iptek, wasilah bangkitnya peradaban Islam. Kalau bukan pemuda, pada siapa lagi risalah suci ekspresi.

Renungkan nih, sabda Nabi mulia. Bukhari dan ulama hadits lainnya meriwayatkan:

Dari Abu Hurairah dari Nabi Saw bersabda: Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: pemimpin yang adil, seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan ‘ibadah kepada rabbnya, seorang laki-laki yang terpaut dengan masjid, dua orang laki -laki yang saling mencintai karena Allah, mereka tidak bertemu kecuali karena Allah dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki yang diajak pajak maksiat oleh seorang wanita kaya lagi cantik lalu dia berkata, ‘Aku takut kepada Allah’, dan seorang yang bersedekah dengan tempat tinggalnya Baik tangan kirinya tidak melihat apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, serta seorang laki-laki yang berdzikir kepada Allah dengan mengasingkan diri hingga kedua matanya basah karena menangis.”

Gimana, mau masih malu? []

Pandeglang, 1/3/2021

Mahyudin An-Nafi
(Pemuda Perindu Surga)

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button