Mungkinkah Jokowi Mundur?
Jadi, bila kini lawan-lawan politik ada yang dikenai pidana tanpa kesalahan yang berarti, mungkin istana sedang mempraktekkan politik ala Machiavelli ini.
Memang tokoh yang membahayakan bagi Jokowi saat ini adalah Habib Rizieq. Bila Rizal Ramli dan Amien Rais mendesak mundur hanya dengan kata-kata, Habib Rizieq bisa dengan pengerahan massa. Inilah yang menyebabkan Habib mesti harus dikerangkeng, meskipun tidak jelas kesalahannya.
HTI dan FPI harus dibubarkan. Karena dua organisasi Islam inilah yang solid dan dapat dipersatukan Habib Rizieq dalam sebuah aksi massa.
Istana ketakutan lautan massa 212 akan mengepung mereka kembali. Penguasa takut jutaan rakyat itu akan menduduki dan mengepung istana sewaktu-waktu. Inilah mungkin yang menjadi salah satu sebab kenapa kelompok oligarki istana ngotot ibukota negara harus dipindahkan ke Kalimantan.
Pemikiran Machiavelli ini luas pengaruhnya baik di Eropa, Rusia, Cina, Indonesia maupun Timur Tengah. Dan “akibat pemikiran ini’ ratusan juta orang terbunuh di dunia.
Sebagai Muslim, tentu kita tidak menerima pemikiran Machiavelli ini. Imam Ghazali seorang pemikir besar Islam, justru menasihatkan agar manusia menghindari sifat-sifat buruk dalam dirinya. Seorang Muslim, termasuk penguasa, harus bersikap adil, dermawan dan kasih sayang terhadap yang lainnya. Seorang penguasa, adalah seseorang yang mendapat amanah dari Allah dan rakyatnya, untuk berbuat seadil-adilnya. Seorang penguasa dilarang berbuat zalim kepada rakyatnya. (Baca juga: Nasihat Imam Al Ghazali untuk Penguasa)
Walhasil, apapun hitung-hitungan politiknya, Jokowi tidak boleh berbuat zalim kepada Habib Rizieq. Ia harus membebaskan Habib segera. Dan jangan menyangka Habib haus kekuasaan. Habib insyaallah akan bijak menghadapi Jokowi. Habib akan sabar menunggu pergantian kekuasaan sampai 2024.
Seandainya Habib ingin menggulingkan Jokowi, maka itu bisa dilakukannya pada aksi massa 212 pada 2016 yang lalu. Habib hanya ingin negeri ini damai, adil dan makmur. Habib hanya ingin membangun organisasinya dan dapat berdakwah seluas-luasnya di negeri ini. Berbuat adillah dan sadarlah Presiden Jokowi. Wallahu azizun hakim.
Nuim Hidayat, Dosen Akademi Dakwah Indonesia Depok