NUIM HIDAYAT

Nasihat Imam Al-Ghazali untuk Penguasa (1)

Dalam kitab “at Tibr al Masbuk fi Nasihatil Muluk”, Imam Al-Ghazali memberikan nasihat agar pemimpin ingat kenikmatan yang diberikan Allah.

Kata Al-Ghazali, ”Ketahuilah wahai Sultan yan berilmu, penguasa belahan Timur dan Barat, bahwa sesungguhnya Allah telah menganugerahi anda kenikmatan yang nyata dan banyak. Karena itu anda wajib mensyukurinya. Anda harus menyiarkan dan menyebarkanluaskannya. Siapa tidak mensyukuri nikmat-nikmat Allah  yang Maha agung pujianNya dan yang Mahasuci asmaNya berarti ia benar-benar telah menyodorkan nikmat-nikmat tersebut untuk lenyap, dan kelak pada hari Kiamat ia akan merasa malu atas kelalaiannya ini. Setiap kenikmatan pasti akan musnah oleh kematian. Di mata orang berakal, kenikmatan-kenikmatan itu tidak ada nilainya. Di mata orang cerdas semua itu tidak penting. Percuma usia panjang jika hanya lewat dan berakhir begitu saja. Nabi Nuh as hidup seribu tahun lebih. Sejak kematiannya hingga sekarang sudah lima ribu tahun, dan kurun waktu selama itu seolah-olah seperti tidak pernah ada. Nilai kenikmatan abadi dan akan terus langgeng sepanjang siang dan malam adalah nikmat iman yang merupakan benih kebahagiaan abadi. Inilah nikmat yang langgeng. Allah yang kekuasaan dan kalamNya  begitu besar dan nikmatnya begitu banyak telah menganugerahi anda nikmat iman tersebut. Dia telah menanamkan benih iman ke dada anda yang jernih dan menitipkannya ke hati serta jiwa anda. Allah menghendaki anda merawat benih ini dan memerintahkan anda menyiraminya dengan air ketaatan agar tumbuh jadi sebatang pohon yang akarnya kuat di bawah dasar bumi dan dan dahannya menjulang tinggi ke langit, sebagaimana difirmankanNya dalam surah Ibrahim ayat 24.”

Imam Al-Ghazali melanjutkan nasihatnya, ”Anda harus mengenal terlebih dahulu nilai kekuasaan berikut risiko dan bahayanya. Kekuasaan adalah salah satu nikmat Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung. Siapa yang menjalankan kekuasaan dengan benar ia akan mendapatkan kebahagiaan yang tiada batasnya dan tidak ada kebahagiaan sama sekali selainnya. Sebaliknya siapa yang lalai menjalankan kekuasaannya dengan tidak benar, ia akan terjerumus dalam celaka yang tiadataranya kecuali kufur kepada Allah. Dalil yang menunjukkan besarnya nilai serta bahaya kekuasaan adalah hadits yang diriwayatkan dari Rasululah Saw, bahwa beliau besabda, ”Tindakan adil seorang penguasa satu hari saja lebih disukai Allah daripada ibadah selama tujuh puluh tahun.”

Nabi Saw juga bersabda, ”Manusia yang paling dicintai Allah dan paling dekat denganNya adalah seorang penguasa yang adil. Sementara manusia yang paling dibenci Allah dan paling jauh dariNya adalah seorang penguasa yang zalim.”

Nabi Saw bersabda, ”Demi Allah yang jiwa Muhammad berada dalam genggaman kekuasaanNya, sesungguhnya amal seorang penguasa yang adil diangkat ke langit seperti amal seluruh rakyat. Setiap shalat yang dilakukannya sebanding dengan tujuh puluh ribu kali shalat.”

Diantara bukti yang menunjukkan bahaya kekuasaan ialah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas. Rasulullah Saw pada suatu hari muncul, lalu beliau berdiri di depan pintu Ka’bah. Beliau bersabda, ”Wahai para pemimpin kaum Quraisy, perlakukan rakyat serta para pengikut kalian dengan tiga hal. Jika mereka meminta kasih sayang kepada kalian, sayangilah mereka. Jika mereka meminta kalian sebagai penguasa, perlakukan mereka dengan adil. Dan amalkan apa yang kalian katakana. Siapa yang tidak mengamalkannya, niscaya ia pasti terkena laknat Allah dan para malaikatNya. Allah tidak berkenan menerima ibadah darinya, baik fardhu maupun sunnah.”

Nabi Saw bersabda, ”Siapa yang memutuskan di antara dua orang dengan zalim, niscaya laknat Allah atas orang-orang yang zalim.”

Nabi Saw bersabda, ”Ada tiga orang yang Allah tidak berkenan memandang mereka: seorang penguasa yang jahat dan berdusta, seorang kakek yang berzina dan seorang fakir yang sombong.” Maksudnya ia sombong karena serakah.

Pada suatu hari Nabi Saw bersabda kepada para sahabat, ”Akan datang kepada kalian suatu hari ketika itu kalian  berhasil menaklukkan kawasan timur dan kawasan barat, sehingga semuanya berada di tangan kalian. Tetapi semua penguasa di tempat-tempat tersebut di neraka, kecuali yang takut kepada Allah, menempuh jalan ketakwaan dan tetap menyampaikan amanat.”

Nabi Saw bersabda, ”Siapa yang oleh Allah diberi kekuasaan mengurus rakyat tetapi ia menipu mereka, tidak mau menasihati mereka, dan tidak sayang kepada mereka, niscaya Allah melarang ia masuk surga.”

Nabi Saw bersabda, ”Siapa yang menguasai urusan kaum Muslimin, tetapi ia tidak mau menjaga mereka seperti ia menjaga anggota keluarganya, sesungguhnya ia telah menyiapkan pantatnya untuk disulut api neraka.”

Nabi Saw bersabda, ”Dua orang dari umatku yang kelak tidak mendapatkan syafaatku ialah seorang penguasa yang zalim, dan seorang pembuat bid’ah yang berlebihan dalam soal agama yang melanggar batas-batas.”

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button