Nafsu Kuasa
“Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: “Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah”. Akan tetapi (dia berkata): “Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.” (QS Ali Imran 70)
Orang-orang Rabbani adalah orang-orang yang menjadikan Allah sebagai sesembahan sebenarnya. Menjadikan Allah pelindung, pendidik, dan tujuan hidupnya. Rabbaniyyin adalah orang yang menyerahkan hidupnya pada Allah. Mereka takut melanggar perintah Allah dan berusaha sungguh-sungguh untuk menaati perintahnya. Bila mereka berkuasa, maka kekuasaannya itu digunakan untuk mengabdi kepada Allah, bukan menjadikan manusia untuk mengabdi penuh pada dirinya.
Pendidikan militer, baik di tanah air dan di Amerika, menjadikan para prajurit menjadi ‘abdi’ para jenderal. Para jenderal menjadi ‘abdi’ jenderal-jenderal Amerika. Dan memang Amerika sengaja membuat sistem pendidikan militer yang ‘canggih’ agar para perwira-perwira tinggi yang belajar kepada mereka, akan terus bergantung pada mereka.
Perwira-perwira militer di dunia Islam, kebanyakan belajar di Amerika, maka jangan heran dunia Islam tidak mengalami kemajuan. Mentor-mentor militer Amerika yang non Muslim itu tentu tidak ingin umat Islam maju, makmur dan ilmu tumbuh berkembang di dunia Islam. Mereka ingin terus perwira militer di dunia Islam itu ‘menyembah’ mereka.
Para perwira militer Muslim yang dididik di Amerika, mayoritas tidak mengenal lagi Al-Qur’an. Mungkin mereka membaca Al-Qur’an, tapi tidak yakin Al-Qur’an satu-satunya kitab suci yang otentik. Kitab suci yang penuh mukjizat dan dapat menjadi pedoman manusia. Mereka lupa Al-Qur’an mengingatkan,
“Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah, “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya).” Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah ilmu (kebenaran) sampai kepadamu, tidak akan ada bagimu pelindung dan penolong dari Allah.” (QS al Baqarah 120)
Al-Qur’an mengingatkan jangan belajar atau mengikuti Nasrani Yahudi. Tapi perwira-perwira militer itu mengikuti jalan-jalan mereka. Mengikuti cara berfikir mereka. Mengikuti cara mereka meraih kekuasaan. Mengikuti cara mereka meraih kebahagiaan. Jadilah negeri-negeri Islam menjadi rusak karena ulah perwira-perwira militer didikan Amerika itu.
Bagaimana agar negeri-negeri Islam itu bisa maju, adil dan makmur? Tidak lain jalannya mereka harus mengikuti Al-Qur’an. Mereka harus melawan ‘jalan-jalan pendidikan’ yang merusak yang dicipta oleh pemimpin-pemimpin Yahudi dan Nashrani. Melawan dengan fikiran, dengan ilmu bukan dengan senjata. Melawran dengan sepenuh tenaga dan fikiran, dengan jihad yang besar. Bukan dengan jihad kecil-kecilan.
Al-Qur’an memberikan nasihat,
“Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al-Qur’an dengan jihad yang besar.” (QS al Furqan 52).
Saatnya sekarang jangan ikuti taktik dan strategi orang-orang kafir, baik dalam bidang politik, ekonomi, militer, budaya, pendidikan dan lain-lain. Telah terbukti bahwa menjadi Pak Turut strategi mereka, dunia Islam mengalami kerusakan dan kemunduran. Saatnya tokoh-tokoh Islam merumuskan strategi sendiri untuk membangun negeri-negeri Islam. Bismillahirrahmanirrahim.
Wallahu azizun hakim.
Nuim Hidayat, Penulis Buku “Agar Umat Islam Meraih Kemuliaan”