NUIM HIDAYAT

Nasihat Dr Aidh Al Qarni: Berjuanglah

Hitunglah enam tanda hari kiamat, antara lain harta melimpah, sehingga laki-laki diberi seratus dinar, tetapi ia tetap marah.” (HR Bukhari)

Ulama kondang Dr Aidh al Qarni setelah tahun 2000-an meluncurkan buku terkenalnya “La Tahzan”, kini ia menerbitkan buku barunya “al Hillu”, yang diterjemahkan Gema Insani dengan judul “Berjuanglah Masalah Pasti Usai.”

Di buku ini ia menguraikan berbagai masalah hidup dan memberikan berbagai solusi yang diitawarkan Islam. Ia membahas masalah: problematik kehidupan, problematik rumah tangga, kemunduran peradaban, kekerasan dalam rumah tangga, frustasi, fanatisme terhadap olah raga, kegagalan, musibah, ketidakadilan terhadap perempuan, susah mendapat jodoh atau telat nikah, hubungan terlarang, ateisme, sombong, meninggalkan Al-Qur’an, kepribadian yang lemah dan lain-lain.

Dalam masalah frustasi misalnya, ulama besar ini memberikan solusi: pertama, menghindari tiga sikap kecewa yang dilarang dalam Islam. Kecewa yang pertama, kecewa yang ada dalam hatimu. Yaitu kamu selalu merasakan kesempitan hati dan berprasangka dengan penuh keyakinan bahwa Allah SWT sedang menzalimimu dengan ketentuanNya. Sikap kecewa yang kedua, adalah ketidakpuasan yang diucapkan dengan lisan. Misal dengan mengumpat, ”Oh celakalah, binasalah…”

Sikap kecewa yang ketiga adalah mengekspresikan kekcewaan dengan anggota badan. Seperti menampar pipi sendiri, merobek baju sendiri dan lain-lain.

Allah SWT berfirman, ”Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi; maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.” (Al Hajj 11).

“Bukan termasuk golongan kami mereka yang (meratapi kematian dengan) menampar-nampar pipi, merobek-robek saku baju dan mengucapkan kalimat jahiliyah.” (HR Muslim)

Kedua, mengetahui bahwa rasa kecewa merupakan salah satu pintu masuk kesyirikan yang sangat berbahaya karena kamu kecewa atas hukum-hukum dan ketentuan Allah SWT. Padahal salah satu pokok keimanan seorang mukmin adalah iman kepada qadha dan qadar Allah SWT, baik takdir buruk maupun baik.

Ketiga, mengetahui bahwa apa yang menimpamu bukanlah suatu kesalahan dan kesalahan-kesalahan yang pernah kamu buat bukanlah karena suatu musibah dating. Hukum-hukum dan perubahan apapun yang terjadi ada pada tangan Allah SWT. Di balik hukum-hukum itu terdapat hikmah besar yang kadang kita tidak bisa terka.

Keempat, Jangan menodai kebaikan yang telah kamu buat dan jangan merusak amalmu dengan kekecewaan. Rasa kecewa bisa menghapus pahala yang sedang kamu bangun dengan semangat ketaatan meskipun masih sangat sedikit.

Kelima, menjadi manusia yang paling banyak ridha terhadap Allah SWT, keputusanNya dan hukum-hukumNya. Serahkanlah dan terimalah bahwa pilihan Allah SWT lebih baik daripada ikhtiar yang kamu lakukan untuk dirimu sendiri. Sungguh benar Sabda Rasulullah Saw, ”Ridhalah atas pembagian rezeki yang Allah berikan untukmu, niscaya kamu akan menjadi orang paling kaya.” (HR Tirmidzi)

Keenam, jangan mau menjadi pengikut Iblis yang terlaknat dan gemar memalsukan, menipu serta menggoda untuk senantiasa mengikutinya agar berpaling dari ketentuan dan takdir Allah SWT.

1 2Laman berikutnya
Back to top button