NUIM HIDAYAT

Nasihat Dr Aidh Al Qarni: Berjuanglah

Ketujuh, meyakini bahwa Allah SWT menimpakan suatu cobaan kepadamu bukan untuk menghancurkan atau mengazabmu, melainkan justru untuk menguji, memilih dan menyucikanmu.

Kedelapan, jangan membahagiakan setan, menyenangkan musuh, membuat Allah marah dan membuat keluarga sedih dengan ketidakterimaanmu terhadap takdir dan hukum-hukum Allah SWT. Namun sebaliknya, terimalah dengan baik –jiwa yang tenang dan hati yang ridha- agar hal itu tercatat sebagai pahala, Allah menjadi ridha, serta hal itu membahagiakan keluarga dan kerabatmu.

Kesembilan, berbicara dengan diri sendiri bahwa kamu adalah hamba Allah SWT. Jika Allah menakdirkan suatu kebaikan untukmu memujilah dan bersyukurlah. Jika Allah tidak menakdirkan demikian, kamu harus bersabar, bersikap ridha dan menjadikan ini sebagai suatu pahala tersendiri bagimu.

“Sungguh menakjubkan perkara orang mukmin itu. Sesungguhnya seluruh perkara adalah baik baginya dan hal itu tidak dimiliki oleh siapapun kecuali orang mukmin. Jika diberi sesuatu yang menggembirakan, ia bersyukur. Hal itu merupakan kebaikan baginya. Jika ia ditimpa suatu keburukan, ia bersabar. Hal itu juga baik baginya.” (HR Muslim)

Salah satu masalah besar yang dialami manusia adalah penyakit. Bagaimana menghadapi penyakit ini? Dr Aidh al Qarni memberikan solusi.

Pertama, mengingat sabda Rasulullah, ”Tidak mengapa (dengan sakitmu), insyaallah menjadi penyuci jiwamu dari dosa-dosa.” (HR Bukhari). Jadi jangan bersedih dan ketahuilah bahwa sakit bisa mengingatkan kita akan penting kesehatan, mengekang pohon kesombongan dan membangunkan hati dari kelalaian.

Kedua, meminta saran dari orang-orang sekitarmu dan memilih dokter spesialis yang cocok yang terkenal dengan kemahiran dan kecakapannya.

Ketiga, penelitian ilmiah menyatakan bahwa mengangkat semangat yang tinggi dan tekad kuat untuk mengalahkan penyakit bisa menambah daya tahan tubuh serta membantu mempercepat penyembuhan. Itulah yang dinamakan al ilaaj adz dzaati atau self treatment yaitu pengobatan dari dalam diri sendiri. Adapun sikap pesimistis dan frustasi bisa menyebabkan melemah daya tahan dan antibodi yang bisa memperlambat penyembuhan.

Keempat, jika kamu mendapatkan suatu penyakit, maka pujilah Allah bahwa penyakit itu kecil dan lebih lemah daripada Allah Yang Maha Agung. Ingatlah kebaikan ada pada setiap pilihan Allah SWT, sebagaimana salah seorang bijak berkata, ”Banyak penyakit yang justru menghindarkanmu dari berbuat maksiyat, dosa dan kesalahan.”

Kelima, berbahagialah penyakit itu adalah jalanmu menuju keridhaan Allah SWT dengan seizinNya. Dalam masa sakitmu, kamu berkutat pada sandaran penghapus dosa, mendapat kebaikan, meningkatkan derajat dan menghapuskan keburukan.

Keenam, salah satu faedah orang terkena penyakit adalah mengingatkan masyarakat akan saudaranya yang sakit untuk menjenguk dan meringankan beban penyakitnya. Allah SWT berfirman dalam Hadits Qudsi, ”Wahai anak Adam saat Aku sakit mengapa kamu tidak menjengukKu? Orang itu menjawab,”Wahai Tuhanku bagaimana aku menjengukMu, sedangkan Engkau adalah Tuhan sekalian alam?” Allah menjawab,”Tidakkah kamu tahu bahwa hambaKu si Fulan sakit?” Namun kamu tidak menjengukKu. Tahukah kamu jika kamu menjenguknya, kamu akan mendapati Aku di sisinya?” (HR Muslim).

Yakinlah bahwa setiap penyakit ada obatnya. Rasulullah Saw bersabda, ”Allah tidak menurunkan suatu penyakit, kecuali Dia menurunkan penawar baginya.” (HR Abu Dawud). []

Nuim Hidayat, Anggota MIUMI dan MUI Depok.

Laman sebelumnya 1 2
Back to top button