Oligarki itu Sampah Demokrasi
Yang sesungguhnya di internal partai kedua-duanya sendiri —yang tak kalah berat dan sumir masalahnya — menyimpan masalah beban sejarah “sakit hati” oleh pengikut loyalisnya dari umat Islam —sebagai pemegang mayoritas populisme negeri ini, merasa dikhianati.
Sumbu pemicunya Prabowo-Sandi ketika kalah Pilpres ternyata kemudian bergabung ke Kabinet Jokowi. Semenjak 2019 itulah mereka pendukungnya sudah lama bereksodus meninggalkan ramai-ramai partai itu “berhijrah” bak kaum “Muhajirin dan Anshor” ke Anies Rasyid Baswedan.
PKB pun relatif sama terkait masalah beban sejarah “sakit hati” pengikutnya terutama pengikut setia almarhum Abdurrahman Wahid yang disebut sebagai komunitas dan kelompok Gusdurian dan NU Kultural atau NU Garis Lurus itu. Kedua-duanya pun melakukan eksodus besar-besaran jauh semenjak lebih lama dan kini berduyun mendukung Anies Rasyid Baswedan.
Jadi, “political resume” Jokowi melakukan ”proxy setting” menggalang koalisi partai itu bakal “mentok” berantakan menabrak batu cadas keras.
Eks partai oligarki yang sudah menjadi bagian dari limbah sampah oligarki itu memang sudah unsympathetic., karena keniscayaan politiknya masih merupakan gerombolan oligarki bakal masuk “tong sampah”.
Dan dari prediksi peraihan suara elektabilitas baik partai maupun bacapresnya, sekalipun akhirnya mereka bergabung semuanya —KIR, PDIP, dan KIB mengusung calon tunggal pasangan Prabowo-Pranowo sekalipun untuk berhadap-hadapan secara duel satu lawan satu dengan partai Koalisi Perubahan, angkanya mencapai “titik terendah” 20%. Suatu angka akibat jeratan “hukum karma” betapa “egois” dan “otoriter” nya melecehkan upaya-upaya melakukan pemulihan demokrasi berkolusi dengan MK, bersihkukuh mempertahankan PT 20%.
Jokowi dan oligarki itu sudah “useless”, sebaliknya “usefull” bagi Anies Rasyid Baswedan yang akan menakhodai partai Koalisi Perubahan, gabungan partai revolusioner Nasdem karena keberaniannya “menyeberang” dari partai eks-oligarki itu bergabung dengan 2 (dua) partai oposisi Partai Demokrat dan PKS yang ketiganya sudah resmi mendeklarasikan Anies Rasyid Baswedan menjadi calon Presiden 2024-2029. Didukung pula oleh komunitas akar-akar rumput begitu derasnya hasil limpahan eks-partai oligarki.
Juga ditopang kekuatan sukarelawan politik yang tanpa pamrih dan mandiri yang mampu mengimpresi dan mengekspresikan partisipasi dan aspirasi publik secara meluas ke seluruh ruang menyuarakan kembalinya kedaulatan rakyat yang selama ini menghilang dari Ibu Pertiwi ini dikarenakan kezaliman rezim penguasa otoratianisme itu.
Berlanjut berbareng bersama mewujudkan secara signifikan dan simultan merestorasi perubahan Indonesia membangun kesataraan, keadilan, persatuan dan kesatuan mengarahkan ke ruang nusantara berkesejahteraan sosial yang adil bersama bagi seluruh rakyat Indonesia. Semoga! Wallahu a’lam Bishawab.
Mustikasari-Bekasi, 24 Februari 2023
Dairy Sudarman, Pemerhati Politik dan Kebangsaan