Parakan 01, Lagi dan Lagi
Parakan 01 menjadi trending topic di jagat twitter pada Sabtu, 13/03/2021 (kompas.com, 14/03/2021). Video mesum berlatar tembok yang bertuliskan Parakan 01 menjadi sorotan netizen. Mirisnya, ramai netizen membahas lokasinya seraya menyindir dengan sebutan lokasi syuting film mesum.
Saat ini, dua remaja pemeran utama Parakan 01 sudah dimintai keterangan oleh polisi. Kepala Desa Kareo, Kecamatan Jawilan, Kabupaten Serang, membenarkan video viral asusila itu ada di wilayahnya. Tepatnya di belakang ruko kosong di kampung Cangkudu. Namun kedua remaja bukan dari warganya, tapi dari desa lain yang masih satu kecamatan.
Entah apa yang ada di benak si pembuat video. Mengapa bisa tahan melihat kemaksiatan di depan mata. Dan si remaja, mengapa sanggup berzina di tempat umum pada waktu siang bolong. Lalu, adakah sanksi atas perbuatan yang melanggar norma agama dan sosial itu?
Video remaja mesum Parakan 01 memang bukan yang pertama dan satu-satunya. Ada banyak video mesum yang beredar di dunia maya lewat berbagai aplikasi. Andaikan dibuat sebuah rumah produksi film, maka produktivitas tingkat tinggi akan dilabelkan padanya. Tak berhenti ber’karya’, lagi dan lagi.
Welcome to the jungle, in the system of capitalism. Ketika remaja berotak mesum akibat racun sekuleralisme dibiarkan berzina oleh masyarakat yang individualis dan liberalis. Parahnya, tak cukup hanya membiarkan, malah merekam dan menyebarkan videonya ke seluruh jagat raya.
Adegan ranjang semestinya dirahasiakan, membicarakannya saja tak boleh, apalagi membuat video dan menyebarkannya. Dalam sebuah hadis dari Abu Sa’id al-Khudriy, dia berkata, Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya manusia yang paling jelek kedudukannya di hari kiamat adalah seorang laki-laki (suami) yang bercampur (bersetubuh) dengan istrinya, kemudian membeberkan rahasia istrinya tersebut.” (HR Muslim).
Sistem kapitalisme telah membuat manusia jatuh pada derajat hewani. Segala yang dilakukan seakan tanpa melalui proses berpikir. Hasilnya, kerusakan di berbagai level kehidupan baik individu, masyarakat, juga negara. Bagaimana negara bisa maju dan unggul jika generasinya hanya asyik mesum. Memikirkan masa depan diri sendiri saja tidak, apalagi masa depan negara. Tragis.
Peradaban agung dan generasi unggul tidak lahir dari sistem kapitalisme yang rusak dan merusak. Hanya sistem Islam kaffah dalam naungan khilafah yang mampu mewujudkannya, terbukti selama 14 abad. Tidak ada peradaban yang mampu bertahan lama sebagaimana peradaban Islam.
Standar akidah Islam dalam pelaksanaan sistem Islam melahirkan individu yang bertakwa. Individu yang meletakkan rasa takut hanya pada Allah. Dan menjadikan rida Allah sebagai standar kebahagiaan. Ketakwaan ini adalah modal bagi setiap individu apapun perannya di masyarakat.