INTERNASIONAL

Pembicaraan Kekuasaan di Afghanistan Dimulai

Kabul (SI Online) – Dunia menanti pemerintahan seperti apa yang dibentuk Taliban dan pihak terkait di Afghanistan selepas pengambilalihan Kabul.

Sejauh ini pembicaraan soal pembentukan pemerintahan mulai berlangsung, demikian seperti dilansir Republika Online, Jumat (20/08.2021).

Bekas Presiden Afghanistan Hamid Karzai dilaporkan telah bertemu dengan Anas Haqqani, seorang anggota kunci Taliban pada Rabu (18/8). Para pemimpin tinggi Taliban juga tiba di Afghanistan dari Qatar untuk memulai pembicaraan pembentukan pemerintahan baru.

Baca juga: Tolak Sistem Demokrasi, Taliban Pilih Syariat Islam

Jaringan Haqqani yang dituduh sebagai kelompok teroris oleh Amerika Serikat pada 2012 silam adalah faksi penting Taliban yang merebut Kabul pada Ahad (15/8). Mereka kembali berkuasa setelah hampir 20 tahun digulingkan AS.

Sejak Presiden Ashraf Ghani kabur ke luar negeri, dewan pemerintah Afghanistan yang terdiri atas Karzai; Gulbudin Hekmatyar, mantan PM Afghanistan sekaligus pemimpin Hizbul Islam; dan Abdullah Abdullah, perunding damai utama pemerintahan lama telah berusaha untuk menggambar peta jalan masa depan untuk Afghanistan.

Dilansir Arab News, Kamis (19/8), delegasi Taliban yang dipimpin oleh pendiri dan tokoh kunci Taliban, Abdul Ghani Baradar, tiba di Afghanistan pada Selasa malam dengan menumpang pesawat militer Qatar yang mendarat di Provinsi Kandahar selatan.

Selama konferensi pers di Kandahar, anggota Taliban, Khairullah Khairkhaw, mengatakan, delegasi akan mengadakan konsultasi dan diskusi dengan para pemimpin lokal dan lainnya tentang pembentukan pemerintahan inklusif.

Sementara, juru bicara Karzai, Mohammad Yusof Saha, mengatakan kepada Associated Press bahwa pertemuan awal dengan tim Taliban akan memfasilitasi pembicaraan dengan Baradar. Menurut sumber Taliban di Kandahar kepada Arab News, delegasi Taliban diperkirakan melakukan perjalanan ke Kabul dalam beberapa hari ke depan.

Pembicaraan penting antara Taliban dan pejabat pemerintah dimulai di tengah peringatan dari kekuatan besar dunia yang menentang pemulihan Imarah Islam oleh Taliban ketika mereka memerintah Afghanistan dari 1996 hingga 2001. Mereka dituduh menerapkan kebijakan yang keras dan represif.

Taliban berkeras mereka telah berubah dan dalam beberapa hari terakhir telah bersumpah untuk tidak membalas dendam, menegakkan hak-hak perempuan dalam kerangka hukum Islam, memastikan kebebasan media, dan menawarkan amnesti bagi pejabat pemerintah di Afghanistan.

Menurut anggota senior Taliban, Waheedullah Hashimi, struktur kekuasaan akan memiliki kesamaan dengan Afghanistan dijalankan terakhir kali pada saat Taliban berkuasa pada 1996 hingga 2001. Pemimpin tertinggi Mawlawi Hibatullah Akhundzada tetap berada dalam bayang-bayang dan menggerakkan sebuah dewan khusus.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button