INTERNASIONAL

Pengamat: Beda dengan ISIS, Taliban akan Buat Imarah Afghanistan Saja

Jakarta (SI Online) – Pengamat Terorisme Harits Abu Ulya, menganalisis bahwa ideologi kelompok Taliban di Afghanistan tidak seekstrem kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

Hal itu disampaikan dalam diskusi Gelora Talks bertajuk ‘Tantangan Taliban, Mampukah Membentuk Pemerintahan yang Efektif? di Jakarta, Rabu (01/9/2021) petang.

Harits juga menyebut visi Taliban sebagai Sunni tak berorientasi membangun kekhilafahan seperti ISIS, melainkan hanya membangun pemerintahan Imarah yang berbasis di Afghanistan saja.

“Sampai detik ini Taliban tidak pernah mendeklarasikan akan mendirikan negara khilafah, mereka hanya menyebut pemerintahan Imarah, semacam beberapa menteri utama. Taliban hari ini tampil berbeda, cara berpikirnya berbeda,” kata Direktur The Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) itu.

“Ini tentu saja membuka celah untuk mulai membangun kepercayaan, tapi itu semua masih menunggu, wait and see. Apakah ini jadi negara dan bisa bergaul, serta tidak menjadi home base bagi kelompok-kelompok yang bisa membuat persoalan di negara lain,” imbuhnya.

Sebelumnya, terkait hubungan Indonesia dengan Afghanistan, Deputi-VII Bidang Komunikasi dan Informasi, Wawan H Purwanto, mengatakan Indonesia berkepentingan dengan Afghanistan yang damai, sehingga terjalin hubungan dan stabilitas.

Taliban, menurut Wawan, membutuhkan pengakuan internasional untuk mewujudkan janji-janjinya seperti tercantum dalam perjanjian Doha dengan AS beberapa waktu lalu.

Dengan mendapatkan kepercayaan dunia internasional, kata Jubir BIN itu, maka Taliban bisa memulai penataan Afghanistan. Tanpa hal itu, Taliban tinggal menunggu waktu akan jatuh, dan Afghanistan terlibat perang saudara.

“Beri kesempatan Taliban untuk bisa menunjukkan upaya-upayanya, meskipun dia tidak sepenuhnya bisa menguasai milisi-milisi yang ada. Dalam masa transisi, tidak mudah mengatasi kerusakan dalam waktu sekejap. Tapi day per day, minggu per minggu, kita tetap coba bantu dengan upaya diplomasi. Mudah-mudahan dengan kerjasama internasional, stabilitas akan tercipta di Afghanistan,” kata Wawan.

red: a.syakira

Artikel Terkait

Back to top button