Penjahat Lanjut Usia
Terjadi fenomena baru yang mencuat di media baru-baru ini, yaitu Jepang dilanda gelombang kejahatan yang dilakukan manula. Data menunjukkan tingkat kejahatan yang dilakukan warga berusia lanjut (lansia) di atas 65 tahun meningkat secara tetap selama 20 tahun. (bbc.com, 5/2).
Pada 1977, kelompok umur ini dikenakan satu dari 20 hukuman. Tetapi 20 tahun kemudian, angkanya menjadi satu dari lima hukuman. Tingkat yang jauh melebihi pertumbuhan di atas 65 tahun terkait dengan proporsi penduduk (meskipun sekarang jumlah penduduk usia 65 tahun ke atas melampaui seperempat dari jumlah penduduk keseluruhan).
Michael Newman, ahli demografi kelahiran Australia di pusat penelitian di Tokyo, Custom Products Research Group, menegaskan dana pensiun pokok dari pemerintah yang diterima “sangat kecil” sulit untuk menopang kehidupan. Dalam sebuah makalah yang diterbitkan pada tahun 2016, dia menghitung bahwa biaya sewa, makanan dan layanan kesehatan saja sudah membuat orang berutang jika mereka tidak memiliki pendapatan lain, dan itu belum termasuk biaya pemanas dan pakaian.
Newman menyaksikan di sebuah penjara di Fuchi, di luar Tokyo, di mana seperempat tahanannya di atas 80 tahun. Tidak hanya karena alasan miskin, para manusia usia lanjut (manula) melakukan hal ini. Kesepian karena tidak adanya pasangan dan anak-anak akibat hubungan yang tidak harmonis, menjadi pencetus kerusakan ini. Tidak sedikit pula mereka yang berakhir dengan bunuh diri.
Sungguh hal tersebut, tidak masuk akal. Maka akan muncul pertanyaan, apakah orang Jepang punya agama? Jawabannya, punya dan tidak. Mengapa? Sebab mereka menikah umumnya pakai kristen, diberkati di gereja, tetapi meninggal umumnya pakai Budha dan dibakar diperabukan, Tribunnews.com (27/12/2012). Sebagian mereka penganut Shinto, yaitu produk budaya Jepang dan sejenis aliran kepercayaan, bukan agama.
Jelas bahwa sekularisme adalah ideologi yang mereka emban. Terbukti agama mereka tidak bisa menahan untuk berbuat maksiat dan kemunkaran. Sekularisme dengan seluruh kerusakan yang ditimbulkannya, menghasilkan kehidupan sempit. Juga menghilangkan tanggung jawab pengurusan para lansia. Jika tanpa bantuan anggota keluarga atau ria’yah dari penguasa, maka persoalan yang dihadapi para lansia akhirnya menjadi persoalan negara.
Islam Memuliakan Lansia
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bukan termasuk golongan kami mereka yang tidak menghormati orang-orang lanjut usia di antara kami.” (HR. Ahmad no. 6937 dan Tirmidzi no. 1920. Dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 5444).
Al Islaamu ya’lu wa laa yu’laa alaihi. Sungguh Islam agama yang tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi darinya. Islam sangat memperhatikan adab terhadap para orang tua. Menjaga kewibawaan dan memuliakan mereka dengan sikap yang baik dan santun. Tidak hanya berbicara lemah lembut, tapi juga menjaga hati dan tubuh mereka dari segala hal yang menyulitkan kehidupan mereka.