Perempuan: Antara Paradigma Sesat dan Peran Mulia
Lebih dari itu, Islam juga menempatkan perempuan di tempat istimewa. Yaitu sebagai ibu generasi, al umm wa rabbatul bait, ibu dan pengatur urusan rumah tangga. Peran strategis inilah yang menjadikan perempuan mulia. Bahkan dengan memuliakannya seorang anak mendapat memasuki jannah.
Peran perempuan dalam Islam tentunya sejalan dengan fitrahnya. Sebagai ibu dan pengemban dakwah Islam. Dalam hal ini seorang perempuan berperan dalam dua ranah kehidupan.
Pertama ranah domestik. Di ranah domestik, peran perempuan sebagai al-umm rabbatul bait dan madrasahtul ula. Ia dibekali seperangkat potensi untuk melahirkan, menyusuhi, mengasuh, mendidik dan membimbing anak-anaknya.
Sebagai ibu ia berperan menyiapkan generasi yang berkepribadian dan bertsaqofah Islam. Ia mencetak generasi sebagai pemimpin masa depan, tonggak peradaban Islam. Generasi yang cerdas, handal, tangguh dan menjadikan Islam sebagai solusi dari segala tantangan di masa datang.
Di sisi yang lain ia adalah seorang istri yang mengatur seluruh urusan rumah tangganya. Ia seorang ibu dan istri yang menjadi pilar dalam selamatnya sebuah bangunan keluarga.
Kedua ranah publik. Di ranah publik, seorang perempuan memiliki kewajiban yang sama dengan laki-laki dalam menuntut ilmu setinggi-tingginya. Sebagaima sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam: ”Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim”. (HR. Ibnu Majah).
Perempuan juga dibebani kewajiban yang sama dalam mengemban dakwah Islam tanpa terkecuali. Sebagaimana firman Allah Ta’ala: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (TQS. Ali Imran [3]: 104).
Namun, dalam perannya di ranah publik ia berkewajiban menutup aurat secara syar’i. Yang demikian adalah bentuk penjagaan Allah Ta’ala kepada perempuan. Agar terjaga kehormatannya dan tidak di ganggu. Sebagaimana firman Allah Ta’ala: “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (TQS. Al Ahzab: 59).