FOKUS MUSLIMAH

Perempuan: Antara Paradigma Sesat dan Peran Mulia

Namun, hingga hari tampaknya gagasan tersebut tidak memberikan kontribusi lebih dalam mengangkat problematika perempuan. Walaupun kuota 30% perempuan di parlemen berhasil diraih. Faktanya tak memberikan perubahan yang signifikan untuk memperjuangkan hak-hak perempuan.

Contoh aktual lainnya, dalam tataran hukum, RUU Penghapusan Kekerasan Perempuan yang digagas para aktivis perempuan, justru menuai kontroversi. Alih-alih menuntaskan kasus kekerasan perempuan. RUUP-KS ditengarai ditumpangi oleh penumpang gelap yang memiliki agenda jahat melegalisasi aborsi, zina dan LGBT.

Terbukti solusi yang ditawarkan kapitalisme di satu sisi telah berhasil menarik perempuan berkiprah seluas-luasnya di ranah publik. Sebagai penggerak perekonomian negara. Sedangkan fitrahnya sebagai ibu generasi sukses dikebiri. Alhasil kerusakan tatanan keluarga dan masyarakat menjadi ancaman. Sebab minimnya peran ibu sebagai al-umm wa rabbatul bait dan madrasah ula bagi anak-anaknya.

Sementara di sisi yang lain solusi tersebut berhasil menciptakan seabrek masalah baru yang semakin ruwet. Sebab ditunggangi berbagai agenda jahat kaum feminis radikal yang mengusung ide kebebasan. Dimana ide kebebasan menjadi cara Barat menghancurkan generasi kaum Muslimin.

Sungguh isu kesetaraan dan keadilan gender tak hanya menyesatkan perempuan. Namun, menjadi ancaman besar bagi runtuhkan bangunan Islam mulai dari keluarga hingga masyarakatnya. Inilah yang harus kita waspadai!

Peran Mulia Perempuan dalam Islam

Islam memiliki pandangan yang khas tentang perempuan dan kedudukannya terhadap laki-laki. Allah Ta’ala bahkan memuliakan keduanya. Sebagaimana firman Allah Ta’ala: “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam”. (TQS. Al-Israa’ [17]:70).

Sungguh keduanya mendapatkan kemuliaan yang sama dari Allah Ta’ala. Kemudian di antara lelaki dan perempuan, siapapun yang berusaha meningkatkan nilai spiritualnya. Maka ialah yang tertinggi di mata Allah Ta’ala. Sebagaimana firman Allah Ta’ala : “Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu.” (TQS. Al-Hujuraat [49]:13).

Dalam ayat tersebut Allah Ta’ala menjelaskan bahwa tolak ukur yang dapat membedakan kemuliaan keduanya adalah ketakwaannya saja.

Laman sebelumnya 1 2 3 4Laman berikutnya
Back to top button