Presiden Guinea Dikudeta Setelah Ubah Konstitusi dan Menangkan Periode Ketiga
Conakry (SI Online) – Pasukan khusus Republik Guinea yang telah menggulingkan Presiden Alpha Conde pada Ahad (5/9/2021) telah membubarkan pemerintahan dan konstitusi, serta menutup perbatasan darat dan udara negara itu.
Pemimpin pasukan elite itu, Mamady Doumbouya mengatakan “kemiskinan dan korupsi yang mewabah” telah mendorong pasukannya melengserkan Conde dari kursi presiden.
“Kami telah membubarkan pemerintah dan institusi-institusi,” kata Doumbouya pada siaran televisi pemerintah negara di Afrika Barat itu.
“Kami akan menulis ulang konstitusi bersama-sama,” kata mantan legiun asing Prancis itu.
Baca juga: Tentara Elite Guinea Kudeta: Presiden Ditahan, Jam Malam Diberlakukan
Mereka menambahkan kudeta tersebut akan membatasi kemampuan AS dan mitra internasional lain untuk mendukung Guinea saat negara itu bergerak menuju persatuan nasional dan masa depan rakyat Guinea yang lebih cerah.
Sumber-sumber di kalangan militer mengatakan presiden dibawa ke sebuah lokasi rahasia. Mereka juga mengatakan bahwa pasukan Doumbouya telah melakukan sejumlah penangkapan, termasuk pada pejabat senior pemerintah.
Junta militer mengatakan Conde tidak disakiti, keselamatannya dijamin dan diberi akses untuk mendapat perawatan dokter.
Para menteri dan kepala institusi diundang ke pertemuan Senin pagi di parlemen, kata junta dalam pernyataan yang dibacakan lewat siaran TV.
“Siapa pun yang tidak hadir akan dianggap sebagai pemberontak melawan CNRD,” kata mereka merujuk pada National Rally and Development Committee (CNRD), nama kelompok mereka.
Pemimpin oposisi utama Guinea, Cellou Dalein Diallo, membantah rumor bahwa dia ikut ditahan.
Sebelumnya, Conde memenangi masa jabatan ketiga pada Oktober setelah mengubah konstitusi yang membolehkan dirinya menjabat lagi. Langkah itu memicu aksi-aksi protes dengan kekerasan dari kubu oposisi.