Prof Dr HM Rasjidi: Harun Nasution Kadang Ucapannya Melewati Batas
Prof Rasjidi mencontohkan dirinya pernah ditarik-tarik ke arah yang tidak karuan oleh seorang yang mendapatkan doctor dari Amerika, ketika diskusi tentang Syiah dengan Jalaludin Rahmat dari Bandung di Pesantren Darunnajah Jakarta beberapa waktu lalu dan doktor itu menjadi moderator. Itu menunjukkan bahwa pemahaman dia sendiri masih kabur tentang Islam ini. Model penyandang gelar tetapi sebenarnya masih kabur pemahaman atau keilmuannya seperti itu, menurut HM Rasjidi, akan mudah dipermainkan orang.
Meskipun demikian, Prof Rasjidi mengakui kalau Nurcholish Madjid memang betul-betul belajar. Dan sekalipun sesekali berpikiran nyeleneh tetapi masih ada rasa malunya. Itu masih agak mending kalau dibanding figur lain (Prof Rasjidi menyebut nama seorang yang dikenel nyeleneh pula) sudah bodoh, ngomongya tak karuan lagi,” ulasnya.
Mu’tazilah dan Sains
Tentang Mu’tazilah dikaitkan dengan sains (ilmu pengetauan), HM Rasjidi berkomentar, yang mengaitkan itu hanyalah Harun Nasution. “Bagi saya Mu’tazilah itu bikin bingung orang,” tegasnya.
Sains, lanjutnya, waktu itu belum ada seperti halnya sekarang. Hanya Mu’tazilah mengandalkan akal. Tetapi akal kadang-kadang juga tak sampai. Misalnya pembicaraan berkisar Al-Qur’an itu qadim (dulu) atau hadits (baru). Mu’tazilah mengatakan hadits (baru). Sedangkan Ahlis Sunnah –karena Al-Qur’an itu jelas-jelas kalam Allah- mengatakan qadim. “Jadi hanya soal-soal yang begitu itu. Lantas Mu’tazilah diterjemahkan dengan rasional, itu sebenarnya juga nggak. Mu’tazilah ya Mu’tazilah,” ucap Rasjidi.
Sudah Selesai
Prof Dr Harun Nasution yang dihubungi oleh Pelita, Sabtu lalu (18/7/1992), menyatakan tidak bersedia memberikan komentar atas tanggapan dari sejumlah tokoh Islam yang menanggapi pernyataannya tentang jumlah rukun iman itu.
“Sudah-sudah selesai. Saya sudah mengemukakan pendapat saya, ya sudah selesai,” jawabnya dari balik gagang telepon.
Dalam pembicaraan via telepon itu penulis mendengar lolongan beberapa anjing yang kemungkinan berada di dekat Pak Prof Harun Nasution yang menjawab pertanyaan itu lewat telepon di dalam rumahnya. II Dikutip dari Buku: Rukun Iman Diguncang, karya Hartono Ahmad Jaiz, 2000. II
Nuim Hidayat, Anggota MIUMI dan MUI Depok