NASIONAL

Rakyat Butuh Gebrakan Ekonomi, bukan Pindah Ibu Kota

Jakarta (SI Online) – Pernyataan Bappenas yang menyatakan ibu kota Negara akan pindah ke Kalimantan patut disayangkan. Alasannya, saat ini perekonomian Indonesia tidak berada dalam kondisi baik.

Anggota DPD RI asal Jakarta Fahira Idris menilai, harusnya saat ini Pemerintah mencurahkan semua perhatian dan sumber dayanya untuk memperbaiki shemua kinerja ekonomi terutama kinerja neraca perdagangan yang begitu mengkhawatirkan. Menurut dia, pemindahan ibu kota saat ini bukanlah prioritas karena belum mendesak.

“Sebenarnya rakyat menunggu keseriusan dan gebrakan besar Presiden di bidang ekonomi. Tetapi malah yang kita terdengar keseriusan Presiden pindahkan ibu kota,” ujar Senator Jakarta Fahira Idris, di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (30/7/2019).

Fahira mengatakan, pemindahan ibu kota pasti berpengaruh terhadap fokus pemerintah dalam mengejar target pertumbuhan ekonomi yang terus meleset. Ditambah APBN yang sedikit banyak pasti akan digunakan sebagai salah satu sumber pendanaan pemindahan ibu kota.

“Pemerintah kan harus ‘memutar otak’ bagaimana mendapatkan dana sekitar Rp465 triliun untuk memindahkan ibu kota karena mengharapkan APBN tidak akan mungkin. Mendapatkan dana ini butuh sumber daya yang luar biasa. Sementara, masih banyak persoalan lain yang harus segera diselesaikan oleh Pemerintah saat ini yang juga membutuhkan pembiayaan yang dikit sedikit,” tukas Fahira.

Menurut Fahira saat ini Jakarta masih mampu menjalankan fungsinya sebagai pusat pemerintahan. Terlebih dalam dua tahun terakhir ini wajah Jakarta lebih baik terutama dalam kinerja ekonomi, integrasi transportasi publik, penataan berbagai fasilitas umum dan penangangan banjir.

Fahira berkesimpulan, tidak melihat ada urgensi ibu kota harus dipindahkan dari Jakarta saat ini.

“Lebih baik Pemerintah fokus menyelesaikan berbagai persoalan bangsa ini terutama terkait kesehatan, pendidikan, ketimpangan ekonomi yang semakin nyata, dan banyak persoalan pelik lainnya. Pemindahan ibu kota itu butuh energi besar dan saya khawatir semua sumber daya kita tercurah kesana,” pungkasnya.

red: farah abdillah

Artikel Terkait

Back to top button