DAERAH

Ramadhan Terakhir bersama Para Pemulung

Jogja (SI Online) – Sore itu Jogja agak berbeda dari biasanya. Jalan raya terlihat lebih sepi dari hari-hari sebelumnya. Maklum dua hari lagi sudah memasuki hari raya Idul Fitri, pastinya mereka yang dari luar kota akan memilih mudik ke kampung halaman. Sehingga perjalanan kami menuju titik strategis Foodvan menjadi lebih cepat.

Jalanan menjadi semakin sepi tatkala mobil yang kami tumpangi menjauh dari keramaian kota. Dalam beberapa kali jalan menanjak yang kami lalui, aroma khas bau busuk semakin tercium lekat, yang menandakan tempat tujuan Foodvan kali ini sudah semakin dekat. Dari jendela nampak jelas sampah-sampah plastik bertebaran di sepanjang jalan.

Ya, memang benar tujuan Foodvan kali ini adalah Tempat Pembuangan Akhir. Tepatnya di TPST (Tempat Pembuangan Sampah Terpadu) Piyungan, Bantul, Yogyakarta. Pada operasionalnya tempat pembuangan ini menampung sampah dari lima kabupaten di Yogyakarta, lebih dari 600 ton sampah tiap harinya diangkut ke tempat pembuangan akhir ini.

Bagaimana baunya jangan ditanya. Membayangkan saja mungkin kebanyakan orang sudah enggan untuk datang. Akan tetapi bau menyengat sampah organik bercampur sampah anorganik sudah menjadi keseharian para pengais sampah ditempat ini. Mau bagaimana lagi dari pekerjaan inilah mereka dapat menghidupi keluarga mereka, dari gunungan sampah inilah mereka mengadu nasib.

Rabu sore (13/06/2018), ketika mobil Foodvan ACT DIY yang khas dengan model Foodtrucknya merapat di tengah gunungan sampah TPST Piyungan, wajah-wajah yang kesehariannya berjibaku di bawah terik matahari itu satu-persatu merapat. Sesekali ada yang menanyakan “ada bagi-bagi makanan gratis ya mas?” Tanya salah seorang pemulung sampah yang sejenak menghentikan aktifitasnya karena memperhatikan kehadiran Foodvan kami.

Sore itu, Relawan ACT sengaja membawa menu buka puasa lebih banyak dari biasanya. Tak kurang dari 300 porsi telah disiapkan dan tertata rapi dalam mobil Foodvan. Spesial untuk para pengais sampah aktif yang berjumlah 300an orang. Dengan harapan, dari semua pemulung yang mengais sampah tidak ada yang tidak kebagian.

Sesaat setelah mobil Foodvan kami berhenti dan beberapa relawan turun untuk mempersiapkan tools dan paket makanan. Terlihat bayangan wanita tua berusia 70 tahunan yang bungkuk dan berjalan sangat pelan mulai mendekati foodvan ACT.

Mbah Harsi namanya, di usianya yang sudah senja ia masih bersemangat ikut mengantri diantara pemulung lainnya untuk mendapat paket buka puasa Humanity Foodvan. Dari penuturanya, mbah Harsi dulunya merupakan pemulung di TPST ini. Karena tenaganya kini yang sudah tak sekuat dulu, dalam seminggu ia hanya sesekali mengais sampah yang hasilnya sekadar untuk bertahan hidup.

Selain para pemulung sampah, relawan ACT juga membagikan paket buka puasa untuk para sopir truk yang beraktifitas menurunkan sampah. Pak Walijo misalnya, salah satu sopir truk sampah yang mengucapkan rasa terima kasihnya. “Terima kasih mas sudah membagi-bagikan makanan untuk buka puasa, beruntung sekali soalnya ndak sempat beli ke warung, semoga dimudahkan segala cita-citanya,” ujar Hasto sambil menerima menu buka puasa dari dalam truknya.

Ketika matahari semakin condong ke barat dan waktu buka puasa sudah semakin dekat. Anak-anakpun masih bersemangat untuk ikut antrian Humanity Foodvan di sela-sela para orang tua.

Amboy dan Astrin misalnya, orang tuanya dulu adalah pemulung sampah di TPST ini. Hanya saja berdasarkan cerita warga sekitar orang tua mereka lebih beruntung. Kini mengais sampah bukan lagi pekerjaan orang tua mereka, karena orang tua Amboy dan Astrin sudah berwirausaha dengan dagang batik di Pasar Beringharjo.

Senja kini mulai menjemput malam. Berkumandanglah adzan maghrib. Dari kejauhan terlihat senyum merekah terpancar diwajah mereka yang menggambarkan sebuah kebahagiaan yang tak tergambarkan dengan bahasa apapun.

“Ifthor ini adalah ifthor terakhir yang kami persembahkan untuk para penerima paket buka puasa di tahun 1439 H ini. Kami berharap semoga senyum mereka menjadi saksi dan pemberat amal untuk para donatur dan semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan Humanity Foodvan ini,” ujar Romadaniarsih, Ketua Program Humanity Foodvan DIY.

Rep: Nasrudin, ACT DIY
Red: shodiq ramadhan

Artikel Terkait

Back to top button