Rasmus Paludan akan Kembali Bakar Al-Qur’an Saat Ramadhan, Inggris Melarang
London (SI Online) – Inggris akan menolak masuknya politisi ekstremis radikal anti Islam asal Denmark Rasmus Paludan yang akan kembali melakukan tindakan provokatif membakar salinan kitab suci umat Islam, Al-Qur’an.
Menanggapi pertanyaan Anggota Parlemen dari Partai Buruh Wakefield Simon Lightwood, Menteri Dalam Negeri untuk Keamanan Inggris Tom Tugendhat mengatakan Paludan telah dimasukkan ke “indeks peringatan” dan tidak akan diizinkan masuk ke negara itu untuk melakukan pembakaran Al-Qur’an.
“Politisi sayap kanan asal Denmark provokator Islamofobia Rasmus Paludan mengatakan dia akan datang dari Denmark ke Wakefield dengan tujuan tunggal untuk membakar Al-Quran di tempat umum,” kata Lightwood dikutip dari Anadolu Agency, Selasa (21/3/2023).
“Paludan sebelumnya dipenjara di Denmark karena pernyataan kebencian dan rasisnya. Dia orang berbahaya yang seharusnya tidak diizinkan masuk ke negara ini. Bisakah Menteri Dalam Negeri meyakinkan saya dan komunitas saya bahwa pemerintah mengambil tindakan untuk mencegah hal ini?” tanya Lightwood.
Tugendhat mengatakan Paludan tidak akan diizinkan masuk ke negara itu karena tindakan membakar salinan Al-Qur’an.
“Sekarang saya memberi tahu kepada Anggota Parlemen bahwa Paludan telah dimasukkan ke daftar peringatan dan oleh karena itu perjalanannya ke Inggris tidak akan kondusif untuk kepentingan umum dan dia tidak akan diizinkan mengaksesnya,” kata Tugendhat.
Paludan akhir pekan lalu mengatakan di media sosial bahwa dia akan melakukan perjalanan ke kota Inggris Wakefield untuk membakar salinan Al-Qur’an pada hari pertama bulan suci Ramadhan.
Paludan, pemimpin partai sayap kanan Stram Kurs (Garis Keras), membakar Al-Qur’an di luar Kedutaan Besar Turkiye di Stockholm pada bulan Januari dengan perlindungan polisi dan izin dari otoritas Swedia.
Minggu berikutnya, dia membakar salinan kitab suci di depan sebuah masjid di Denmark, yang memicu kecaman dari banyak negara mayoritas Muslim, termasuk Turkiye. [ ]