#Lawan IslamofobiaNASIONAL

Rektor ITK Sebut Jilbab seperti Penutup Kepala ala Manusia Gurun, Babe Haikal: Betul-betul Kurang Ajar!

Jakarta (SI Online) – Penceramah sekaligus motivator, Ustaz Ahmad Haikal Hassan, sangat geram dengan status di media sosial Facebook bernada Islamofobia yang dibuat Rektor Institut Teknologi Kalimantan (ITK) Prof Budi Santoso Purwokartiko.

Babe Haikal, panggilan akrabnya, menyebut sang rektor yang juga seorang guru besar itu betul-betul kurang ajar.

“Ada satu rektor yang betul-betul kurang ajar bahasanya, kurang ajar narasinya, apa iya dia seorang rektor yang kata-katanya kok jauh dari orang berpendidikan,” ungkap Babe Haikal melalui pesan suara, Sabtu (30/04) menanggapi status Budi Santoso yang viral di media sosial.

Babe Haikal mempertanyakan, mengapa ada satu kesan intoleran, anti kebinekaan, bahkan patut dicurigai dan diduga anti-Pancasila dari status yang ditulis sang rektor. Padahal, sila pertama dalam Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa yang artinya seseorang percaya dan yakin kepada Tuhan, Allah SWT. “Lalu kenapa harus dipersoalkan berbicara soal setelah kematinan,” tanya Babe Haikal.

Baca juga: Status Facebook Rektor ITK Bernada Islamofobia Viral, Sebut Jilbab sebagai Penutup Kepala ala Manusia Gurun

Babe Haikal juga mempertanyakan tulisan Budi Santoso yang menyinggung soal penutup kepala (jilbab) muslimah yang disebutnya sebagai penutup kepala ala manusia gurun.

“Bukankah istri presiden menutup kepala, bukankah istri wapres menutup kepala, bukankah 90 persen istri para menteri juga menutup kepala? Apakah mereka termasuk kategori seperti yang dituduhkan sebagai manusia gurun?”, tanya Babe Haikal.

Babe Haikal sangat menyayangkan jika rektor semacam Budi Santoso itu dibiarkan. Sebab pendidik dengan cara berpikir seperti Budi itru dibiarkan, akan melahirkan generasi-generasi yang intoleran, anti-kebinekaan dan anti-Pancasila.

Karena itu, Babe Haikal meminta kepada para pejabat, baik Menteri Pendidikan, Wakil Presiden dan bahkan Presiden sekalipun untuk mengambil tindakan.

“Nggak bisa dibiarkan seperti ini. Betul-betul kami merasa terlecehkan. Bagaimana mungkin, kok berani-beraninya selalu saja melecehkan agama yang menjadi mayoritad di negeri ini,” kata dia.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button